Pentingnya Pemberian Vitamin A Dosis Tinggi pada Anak untuk Cegah Campak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Bidan Puskesmas Cisimeut menyuntikkan vaksin campak kepada seorang anak Suku Baduy di Kampung Cisadane, Lebak, Banten, Jumat 26 AGustus 2022 malam. Program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di kawasan pedalaman Baduy tersebut dilaksanakan hingga malam hari agar anak dan ibu Suku Baduy mau mengikuti kegiatan pemberian imunisasi untuk meningkatkan kesehatan serta mencegah berbagai penyakit. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Bidan Puskesmas Cisimeut menyuntikkan vaksin campak kepada seorang anak Suku Baduy di Kampung Cisadane, Lebak, Banten, Jumat 26 AGustus 2022 malam. Program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di kawasan pedalaman Baduy tersebut dilaksanakan hingga malam hari agar anak dan ibu Suku Baduy mau mengikuti kegiatan pemberian imunisasi untuk meningkatkan kesehatan serta mencegah berbagai penyakit. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pemberian vitamin A dosis tinggi pada anak sangat penting untuk mencegah infeksi campak jadi lebih parah. Hal itu diungkapkan oleh Ketua unit kerja koordinasi penyakit infeksi tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Anggraini Alam Sp.A(K) dalam media briefing mengenai kejadian luar biasa campak yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis, 19 Januari 2023.

"Pemberian vitamin A dosis tinggi yang biasanya setiap Februari dan Agustus itu sangat penting karena virusnya bila infeksi menurunkan kadar vitamin A dalam darah anak," ujarnya.

Pemberian vitamin A dosis tinggi diberikan dalam dalam rentang waktu dua minggu apabila anak mengalami gizi buruk.

Infeksi virus campak dapat menyebabkan kebutaan pada mata akibat keringnya kornea mata. Hal ini disebabkan karena campak menurunkan kadar vitamin A dalam tubuh.

Menurut dokter Anggraini, sejak tahun 2015 cakupan vaksin yang disebut DPT dengan vaksin pentavalen itu sudah mulai turun. Dan, angkanya semakin menurun di tahun 2020 karena pandemi COVID-19.

"Secara global memang imunisasi menjadi turun cakupannya ditambah dengan negara kita yang kalaupun juga ada campak ini dianggap ringan," jelasnya.

Infeksi campak akan masuk ke tubuh dan kemudian akan ke darah. Kemudian akan muncul ruam setelah demam selama beberapa hari. Ruam biasanya muncul di rambut dan yang paling mudah lihat adalah di belakang telinga.

Yang dikhawatirkan adalah jika campak sudah menyerang ke organ mata, jantung, paru-paru dan saluran cerna serta memperburuk sistem imun.

Bukan cuma itu, Anggraini mengatakan bahwa campak juga bisa menyerang ke otak yang menyebabkan penurunan kemampuan. Dalam setahun terakhir, campak yang menyerang otak ini telah menyebabkan kematian.

"Dari 1.000 yang kena campak satu di antaranya otaknya rusak. Kejadiannya beberapa hari sampai beberapa minggu setelah campak," ucapnya.

Ia mengatakan campak merupakan potensi wabah yang cukup tinggi dengan penularan yang mudah melalui udara. Maka itu cakupan imunitas campak harus semakin tinggi dan memantau atau melaporkan anak yang berpotensi tertular campak.

Dalam rentang tahun 2021 hingga 2022, jumlah yang terkonfirmasi suspek campak naik 32 kali lipat di Indonesia. Dan WHO ingin di tahun 2026 target eliminasi campak tercapai.

"Bawalah ke fasyankes apabila ada demam berulang, di fasyankes tersebut tenaga kesehatan akan melaporkan demam ini sebagai suspek campak," ucapnya.

Apa Itu Campak?

Campak adalah infeksi virus yang memiliki gejala seperti demam, batuk, pilek, mata merah dan muncul ruam kemerahan pada kulit. Meskipun muncul ruam kemerahan di kulit, namun campak tidak menyebabkan gatal.

Dikutip dari PubMed, selain berwarna merah, bintik pada campak disertai benjolan. Bintik pada campak juga punya perbedaan lainnya, seperti dimulai di belakang telinga dan menyebar ke wajah serta leher, lalu ke seluruh tubuh, serta muncul pada hari ke 14 setelah terpapar virus.

Selain itu, bintik merah pada campak dibarengi demam tinggi. Ruam ini bakal muncul di puncak demam dengan panas badan sampai 40 derajat Celsius.

Bintik-bintik merah gejala campak bertahan selama setidaknya tiga hari. Nantinya akan berangsur mengering atau memudar menjadi warna coklat kehitaman. Ini menandakan kondisi kesehatan yang mulai membaik.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."