Sederet Mitos Botox yang Perlu Kamu Ketahui

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi suntik botox. shutterstock.com

Ilustrasi suntik botox. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Botulinum Toxin atau botox tetap diminati dari generasi ke generasi. Perawatan wajah lewat injeksi atau suntikan ini diyakini mampu menghilangkan garis-garis halus dan kerutan di kulit wajah. Hasilnya bisa bertahan selama 3-6 bulan. Meski masih jadi primadona di daftar perawatan wajah, ada sederet mitos botox yang beredar di masyarakat. Apa saja itu? 

Berikut mitos dan fakta botox yang perlu kamu ketahui

1. Mitos: botox beracun dan berbahaya bagi kulit

Fakta: botox tidak berbahaya. Perawatan wajah ini sebenarnya membantu mengatasi otot yang mengendur. Perlu diketahui juga, botox sudah dilakukan sejak 20 tahun belakangan.

2. Mitos: botox meninggalkan tampilan yang sangat artifisial

Fakta: ini adalah kesalahpahaman umum yang terjadi di masyarakat. Jika hal itu terjadi, berarti botox yang dilakukan dengan buruk atau berlebihan. Jika dilakukan dengan cara yang benar, perubahannya sangat halus dan orang-orang bahkan tidak akan menyadari bahwa kamu telah melakukan Botox.

3. Mitos: wajah mulai memburuk jika berhenti setelah satu kali botox

Fakta: tindakan perawatan ini berlangsung sekitar 3-4 bulan. Otot kemudian mendapatkan kembali gerakan penuh setelah efeknya hilang. Oleh karena itu, sama seperti perawatan lainnya, kamu perlu memilih apakah kamu ingin membuat janji temu berikutnya atau tidak.

Apa Itu Botox?

Botox salah satu perawatan kulit melalui injeksi atau suntikan, bukan operasi. Botox adalah protein yang mengikat reseptor pada sel otot dan mencegah sinyal dari saraf kamu untuk berkontraksi, jelas  Julie Russak, MD, dokter kulit bersertifikat dan pendiri Klinik Dermatologi Russak, seperti dikutip dari Well and Good.

“Tubuh kita memecah protein alami kita sendiri seperti kolagen, itulah sebabnya kita terlihat lebih tua seiring bertambahnya usia,” katanya. “Jadi, itu juga merusak botox.”

Seberapa cepat tubuh kamu memecah protein bergantung pada sejumlah faktor internal dan eksternal, termasuk di area mana botox disuntikkan, dosis, dan proses tubuh kamu sendiri.

“Area wajah yang lebih tipis atau area di mana kamu menggunakan otot lebih sering, maka botox akan lebih cepat hilang,” kata dokter Russak, merujuk ke garis di sekitar mata dan bibir sebagai contoh. 

Faktor radiasi UV dan polusi juga dapat bisa memperpendek usia botox. Oleh karena itu, ia menganjurkan tetap rutin mengaplikasikan produk perawatan kulit alias skincare.

Usia Berapa Boleh Botox?

Menurut ahli kulit, tidak ada usia yang tepat untuk botox.  Tergantung pada alasan kamu memutuskan untuk mendapatkan perawatan pertama botox.

“Pertanyaan yang sangat umum adalah: 'Berapa usia yang tepat untuk memulai?'. Orang-orang bertanya-tanya apakah mereka harus memulai lebih awal atau apakah mereka mulai terlambat, tetapi tidak ada usia tertentu untuk semua orang,” ujar Carolyn Treasure, salah satu pendiri Peachy, sebuah studio botox di New York, Amerika Serikat.

Pertanyaan tentang "kapan," lanjutnya, sangat bergantung pada tahap kerutan kamu, dan seberapa dalam kerutan itu terukir di wajah kamu.

Konon, perkembangan kerutan tersebut memang berkorelasi, setidaknya sampai batas tertentu, dengan usia Anda, karena perubahan yang dialami kulit seiring bertambahnya usia. Produksi alami kulit Anda kolagen dan elastin melambat sekitar usia 30. Bukan cuma itu, faktor-faktor seperti paparan sinar matahari dan kebiasaan gaya hidup seperti merokok, pola makan Anda, dan tingkat stres memengaruhi munculnya kerutan di wajah

TIMES OF INDIA | WELL+GOOD

Baca juga: 6 Cara Bikin Botox Bertahan Lebih Lama, Olahraga hingga Skincare

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."