CANTIKA.COM, Jakarta - Pelindung kulit alias skin barrier telah menjadi topik diskusi di industri kecantikan akhir-akhir ini, dan bukan tanpa alasan. Kesehatannya sangat penting untuk menjaga lingkungan yang mendukung pH alami kulit. Tanpa skin barrier, kulit dapat mengalami masalah.
Untungnya, ada banyak cara untuk menjaga skin barrier. Namun, jika kamu menyadari kulit bermasalah, ada juga langkah-langkah yang dapat kamu ambil untuk memulihkan skin barrier yang rusak. Intinya adalah mengetahui apa yang dapat memicu ketidakseimbangan pH, seperti stres lingkungan dan pengelupasan kulit yang berlebihan.
Artikel Terkait:
Sebelum sampai ke cara mengatasi skin barrier rusak, kita segarkan ingatan terlebih dahulu tentang apa itu skin barrier dan tanda kerusakannya.
Apa Itu Skin Barrier?
Skin barrier, terkadang juga disebut sebagai "penghalang kelembapan" atau "mantel asam", adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan lapisan teratas kulit. "Skin barrier pada dasarnya adalah keseimbangan halus antara hidrasi dan mikrobioma kulit yang menjaganya tetap kuat dan sehat," ujar dokter kulit Rachel Nazarian dikutip Byrdie.
Kulit memiliki tiga lapisan utama, yaitu epidermis, lapisan terluar kulit; dermis, lapisan tengah kulit yang mengandung kolagen, elastin, serta saraf dan suplai darah kulit; dan lemak subkutan yang membentuk penghalang antara kulit dan otot.
Epidermis mengandung tiga jenis sel utama:
Artikel Terkait:
Musim Hujan, Sedia Face Mist untuk Cegah Pori-pori Kulit Tersumbat
Keratinosit: Sel-sel ini sebenarnya membentuk apa yang kamu anggap sebagai "kulit". Keratinosit umumnya disebut sebagai batu bata, dengan minyak alami, ceramide, dan kolesterol yang menyediakan lem yang mengikat mereka menjadi dinding yang sebagian besar kedap air.
Melanosit: Sel-sel ini menghasilkan melanin. Melanin epidermis menyerap radiasi ultraviolet dan melindungi struktur di bawahnya dari kerusakan akibat sinar UV. Melanin juga memberi warna alami pada kulit.
Sel Langerhans: Ini adalah sel yang membantu kulit menghasilkan respons imun terhadap bakteri, jamur, dan virus.
Sebagian besar referensi tentang skin barrier berfokus pada lapisan paling atas epidermis, stratum korneum.
Tanda-tanda Skin Barrier Rusak
Gangguan pada fungsi inti lapisan kulit dapat muncul dalam beberapa cara, termasuk:
- Rosacea dan eksim: Kondisi ini sebagian disebabkan oleh cacat genetik pada lapisan kulit. Namun, kerusakan eksternal tambahan pada lapisan kulit dapat menyebabkan kondisi ini kambuh.
- Iritasi kulit kronis
- Kulit gatal
- Kulit dehidrasi dan kusam
- Hiperpigmentasi
- Infeksi kulit
- Penyembuhan luka yang tertunda
- Peningkatan peradangan
- Eksaserbasi jerawat
Penyebab Skin Barrier Rusak
Secara umum, pilihan gaya hidup tertentu dapat merusak skin barrier. Merokok, kurang tidur, stres, sering mencuci tangan, dan penggunaan eksfoliator secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pelindung kulit. Namun, faktor-faktor agresor lingkungan juga menjadi penyebabnya. Polusi, angin, dan radiasi UV telah terbukti melemahkan skin barrier.
Kombinasi kebiasaan sehari-hari yang dapat dihindari dan tidak dapat dihindari menyebabkan berbagai tingkat kerusakan pada pelindung kulit.
Cara Mengatasi Skin Barrier Rusak
1. Evaluasi Rutinitas Skincare
Evaluasi rutinitas perawatan kulit atau skincare kamu. Selalu tanyakan pada diri sendiri, "Mengapa saya menggunakan ini?" Jika jawabannya adalah "Saya tidak tahu" atau "Saya dengar ini bagus," mungkin sudah waktunya untuk mengevaluasi kembali.
Kamu dapat menyusun rutinitas perawatan kulit yang terarah dengan seorang ahli. Namun yang perlu kamu pahami, fungsi suatu produk untuk kebutuhan kulit secara spesifik sebelum mulai menggunakannya. "Apa yang ingin saya capai dengan rutinitas perawatan kulit saya?" Bagi sebagian orang, tujuannya adalah mengurangi kemerahan. Bagi yang lain, tujuannya mungkin untuk meratakan warna kulit atau mengendalikan jerawat. Rutinitas perawatan kulit yang terarah akan efektif, lebih sederhana, lembut, dan murah.
Dan ingat, rutinitas skincare kemungkinan akan bervariasi tergantung musim. dokter kulit Shari Marchbein menyarankan untuk "menggunakan produk bebas pewangi dan berhati-hati dengan produk atau bahan kimia/bahan apa pun yang dapat memperparah iritasi atau peradangan seperti alkohol, berbagai asam (seperti asam salisilat dan glikolat), retinoid (digunakan untuk jerawat dan anti-penuaan), dan bahan pengelupas keras lainnya" selama bulan-bulan musim dingin yang lebih dingin ketika kulit mungkin lebih sensitif.
2. Gunakan Pembersih Kulit yang Lembut
Karena lingkungan perkotaan merusak kulit, penting untuk membersihkan semua sisa polusi di penghujung hari. Penting juga untuk melindungi ceramide dan minyak alami yang membentuk perekat pada skin barrier. Rutinitas pembersihan yang ideal menghilangkan riasan, partikel polusi kecil, dan kotoran tanpa membuat kulit kering.
Tergantung pada berapa banyak produk yang kamu gunakan, kamu mungkin perlu melakukan "pembersihan ganda" untuk mencapai hal ini.
3. Pertimbangkan Serum atau Pelembap yang Mendukung Skin Barrier
Prioritaskan bahan-bahan yang dirancang untuk mendukung skin barrier. Kamu dapat menggunakan produk dengan bahan-bahan yang mengandung ceramide, asam hialuronat, gliserin, dan petrolatum.
4. Cari Pelembap Multifungsi
Dokter Marchbein mengatakan bahwa pelembap terbaik memiliki kombinasi emolien dan humektan. Secara fungsi, humektan menarik dan mengikat air, meningkatkan kadar air pada kulit. Menurut dr. Marchbein, "humektan dapat menarik air ke kulit baik dari lingkungan maupun meningkatkan penyerapan air dari lapisan atas kulit. Gliserin dan asam hialuronat mungkin merupakan humektan yang paling terkenal dalam pelembap, dan lainnya termasuk asam alfa hidroksi (glikolat, laktat), panthenol, sorbitol, urea, serta propilen dan butilen glikol."
Emolien dirancang untuk melembutkan kulit dan mengandung banyak bahan yang mungkin sudah kamu kenal seperti dimetikon, minyak biji anggur dan jojoba, mentega kakao dan shea, minyak mineral, hingga petroleum jelly, menurut dr. Marchbein.
Selain itu, pelembap yang kaya ceramide akan membantu menggantikan ceramide alami yang terkuras sepanjang hari.
5. Hindari Eksfoliasi Berlebihan
Cara terbaik untuk memperbaiki skin barrier rusak adalah dengan menghindari pembersih yang semakin mengikis skin barrier. Oleh karena itu, dokter Nazarian menyarankan untuk menghindari bahan-bahan eksfoliasi seperti AHA atau BHA, termasuk asam glikolat, asam salisilat, dan retinoid. Hal ini terutama penting jika kamu menggunakan bahan aktif di area lain dalam rutinitas perawatan kulit.
6. Gunakan Sunscreen
Meskipun disarankan untuk menghindari penggunaan asam dan retinoid saat kamu mencoba memulihkan skin barrier, tabir surya atau sunscreen tidak termasuk dalam kategori tersebut. Mengenakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi secara konsisten akan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari yang dapat menyebabkan tanda-tanda penuaan yang terlihat, seperti garis halus, bintik hitam, dan tekstur kulit yang tidak merata. Ketika skin barrier rusak, kondisinya sudah terganggu, dan melewatkan penggunaan sunscreen hanya akan meningkatkan peradangan dan masalah kulit yang sudah dihadapi.
Intinya, skin barrier seharusnya melindungi kamu dengan mencegah hal-hal buruk masuk dan hal-hal baik (seperti air) masuk. Namun, lingkungan luar dan rutinitas skincare bisa merusak skin barrier. Gelombang baru produk perawatan kulit yang ramah terhadap skin barrier merupakan kesempatan untuk menyegarkan kembali perawatan kulit, dengan fokus baru pada penyusunan rutinitas yang fungsional, lembut, efektif, dan menyenangkan. Jika kamu menyadari kulit lebih merah, iritasi, atau sensitif dari biasanya, skin barrier kamu mungkin rusak dan saatnya mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaikinya.
Pilihan Editor: Ketahui Tanda Skin Barrier Kamu Bermasalah dengan Cara Ini
BYRDIE
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika