Deteksi Dini Kanker Payudara Bisa Sejak Remaja, Yuk SADARI

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Acara bertajuk 'Check Early, Safe Your Self Early: Deteksi Dini Kanker Payudara', pada Rabu 5 Oktober 2022 di Jakarta/Cantika-Mitra Tarigan

Acara bertajuk 'Check Early, Safe Your Self Early: Deteksi Dini Kanker Payudara', pada Rabu 5 Oktober 2022 di Jakarta/Cantika-Mitra Tarigan

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi kanker payudara dapat dilakukan sejak dini, yakni ketika perempuan menginjak masa remaja. "Sejak 12 tahun ajari untuk SADARI," kata Wakil Ketua IV Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Titien Pamudji, di Jakarta dalam acara bertajuk 'Check Early, Safe Your Self Early: Deteksi Dini Kanker Payudara', Rabu 5 Oktober 2022.

Pemeriksaan payudara dianjurkan sebulan sekali, pada hari ketujuh hingga kesepuluh setelah hari pertama menstruasi. Sebab, sebelum haid umumnya payudara terasa kencang dan nyeri. "Karena sebelum menstruasi biasanya payudara terasa sakit," katanya.

Titien menegaskan pentingnya deteksi dini agar kejanggalan yang dirasakan dapat segera diatasi. Kanker yang diketahui sejak awal dapat ditangani lebih mudah dan peluang sembuh pun semakin besar.

Jika selama pemeriksaan ternyata ditemukan benjolan, dia menyarankan untuk segera ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan payudara klinis (SADANIS).

Upaya untuk mencegah kanker payudara penting, kata Titien, karena pada umumnya pasien-pasien kanker payudara baru memeriksakan diri setelah kondisinya sudah memburuk. Semakin lambat ditangani, pengobatan pun kian panjang.

Titien mengatakan kanker payudara tidak hanya terjadi pada perempuan, tetapi juga laki-laki. "Ada juga lelaki yang kena kanker payudara, tapi persentase sedikit dan mereka umumnya tertutup," katanya.

Sementara itu, penyintas kanker payudara Dana Iswara menuturkan pentingnya deteksi dini kanker dan menjaga gaya hidup sehat untuk menurunkan risiko terkena kanker payudara.

Meski penyebab pastinya kanker payudara belum diketahui secara pasti, ada faktor-faktor risiko yang bisa dikendalikan oleh setiap orang, yakni obesitas, konsumsi rokok, alkohol, juga stres.

Untuk menekan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut, Yayasan Kanker Payudara Indonesia juga memiliki mobil mammografi untuk pemeriksaan bagi kelompok perempuan prasejahtera di Jakarta dan sekitarnya.

YKPI juga memberikan pelatihan pendamping pasien dan menyediakan rumah singgah sebagai bantuan akomodasi untuk pasien rawat jalan peserta BPJS dari luar Jakarta.

Baca: Cerita Rachel Zegler Pernah Mengalami Kanker Payudara di Usia Muda

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."