5 Fakta Soal Gas Air Mata, Faktor Korban Jiwa Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Laga BRI Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3 berubah menjadi tragedi. Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur menewaskan 127 hingga 180 orang lainnya masih dalam perawatan. Salah satu penyebab kerusuhan di Stadion Kanjuruhan adalah tembakan gas air mata

Para suporter Arema FC disebut berupaya mencari pemain dan ofisial dengan turun ke lapangan karena tidak puas dengan hasil pertandingan. Melihat kondisi itu, aparat keamanan lantas melepaskan gas air mata untuk membubarkan para suporter. Penembakan gas air mata dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan dinilai telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta pada konferensi pers 2 Ahad Oktober 2022.

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tjandra Yoga Aditama menjelaskan ada 5 fakta soal gas air mata.

1. Kandungan bahan kimia

Pertama, beberapa bahan kimia yang digunakan pada gad air mata dapat saja dalam bentuk   chloroacetophenone (CN), chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA) dan dibenzoxazepine (CR). 

2. Bisa berdampak pada kulit dan mata

"Ke dua, secara umum dapat menimbulkan dampak pada kulit, mata dan paru serta saluran napas," katanya dalam keterangan pers yang diterima Cantika pada 2 Oktober 2022. 

3. Bikin sesak hingga gagal napas

Ke tiga, gejala akutnya di paru dan saluran napas dapat berupa dada berat, batuk, tenggorokan seperti tercekik, batuk, bising mengi, dan sesak napas. Pada keadaan tertentu dapat terjadi gawat napas ("respiratory distress"). Masih tentang dampak di paru, mereka yang sudah punya penyakit asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) maka kalau terkena gas air mata maka dapat terjadi serangan sesak napas akut yang bukan tidak mungkin berujung di gagal napas ("respiratory failure").

4. Bikin reaksi alergi

Ke empat, selain di saluran napas maka gejala lain adalah rasa terbakar di mata, mulut dan hidung. Lalu dapat juga berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan. "Juga dapat terjadi semacam luka bakar kimiawi dan reaksi alergi," kata Tjandra Yoga.

5. Bahaya disemprot di ruang tertutup

 
Ke lima, walaupun dampak utama gas air mata adalah dampak akut yang segera timbul, ternyata pada keadaan tertentu dapat terjadi dampak kronik berkepanjangan. Hal ini terutama kalau paparan berkepanjangan, dalam dosis tinggi dan apalagi kalau di ruangan tertutup

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."