Dear Orang Tua Perhatikan Asupan Gula yang Dikonsumsi Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi gula putih, gula coklat, dan gula kayu manis. pixabay.com/Ulleo

Ilustrasi gula putih, gula coklat, dan gula kayu manis. pixabay.com/Ulleo

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Risiko gangguan kesehatan terhadap anak-anak semakin meningkat bila mereka sudah terpapar gula tambahan sejak dini, kata spesialis anak Dokter Kurniawan Satria Denta. "Kita harus ekstra hati-hati, terutama pada anak-anak, karena semakin dini orang terpapar gula tambahan, semakin besar risikonya," kata dokter yang akrab disapa Denta dalam bincang-bincang daring "Janji Pahit Minuman Manis: Mengontrol Konsumsi Minuman Manis untuk Lindungi Masyarakat" di Twitter, Kamis, 29 September 2022.

Dokter anak dari Universitas Gadjah Mada itu mengatakan efek samping yang bisa dialami anak yang terpapar gula tambahan sejak dini meliputi gangguan metabolisme hingga kecanduan gula.

Bagi anak-anak yang sedang berada dalam masa pemberian MPASI (makanan pendamping ASI), yakni usia kisaran 6 bulan hingga 12 bulan, gula tambahan boleh diberikan maksimal lima persen dari total kalori harian. "Untuk anak-anak yang lebih besar (batasan gula) 25 gram per hari," jelas dia.

Denta mengimbau orangtua untuk lebih jeli dalam membaca label pangan khususnya pada minuman berpemanis dalam kemasan agar asupan gula yang dikonsumsi anak tidak berlebihan.

Makanan atau minuman yang terkesan menyehatkan, kata dia, juga perlu diamati label gizinya secara seksama untuk mengetahui seberapa besar kandungan gula. Sebagai contoh, kandungan gula dari susu segar dengan susu yang berperisa akan menunjukkan hasil yang berbeda.

Orang tua patut lebih bijak dalam memilih makanan dan minuman dalam kemasan yang baik untuk dikonsumsi buah hati.  "Kita harus lebih detail memperhatikan asupan gula yang tersembunyi di balik minuman yang dikonsumsi anak-anak," kata dia.

Dia menjelaskan ketika ada asupan gula yang berlebihan dari luar tubuh, maka gula tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak. Terlalu banyak mengonsumsi gula punya dampak jangka pendek berupa gangguan metabolisme yang membuat seseorang menjadi mudah lelah.

"Orang lebih mudah lelah kalau banyak gula karena metabolisme energi tidak optimal," kata dia.
Mengingat gula bisa mempengaruhi tubuh hingga ke tingkat sel, maka gangguan kesehatan bisa mempengaruhi banyak fungsi, mulai dari pencernaan, pembuluh darah hingga otak.

Baca: Es Teh Indonesia Somasi Pelanggan yang Kritik Terlalu Manis, Berapa Asupan Gula Harian?

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."