Main di Serial Komedi, Enzy Storia Berperan Sebagai Ratu Drama

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Enzy Storia/Foto: Instagram/Enzy Storia

Enzy Storia/Foto: Instagram/Enzy Storia

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Vidio Original Series bekerjasama dengan Base Entertainment, menayangkan serial terbaru “Drama Ratu Drama”, yang diadaptasi dari cerita di storial.co yang berjudul, “Sweetheart of Nobody”. Vidio Original Series ‘Drama Ratu Drama’ merupakan drama komedi dengan setting dunia sinetron dan pembuatannya, arahan sutradara Aco Tenriyagelly. 

“Vidio Original Series ‘Drama Ratu Drama’ dibintangi oleh Enzy Storia, Rachel Amanda, Bukie B. Mansyur, Randy Danistha, Teuku Rifnu Wikana dan Ibrahim Risyad. Serial ini mulai tayang 25 September, dengan jumlah delapan episode. 

Sebelum tayang, serial ini sudah dibicarakan banyak orang berkat keunikan ceritanya. Setelah sinetronnya dipaksa “bungkus” akibat kecelakaan yang terjadi di set, Ijul (diperankan oleh Enzy Storia) mencari peran baru yang bisa memperbaiki imejnya sebagai aktris. 

Dikenal sebagai aktris spesialis peran antagonis, imej karakter yang ia mainkan di layar kaca merembes ke imejnya sebagai Ijul di dunia nyata. Ibu-ibu di tengah jalan memanggilnya pelakor, media yang selalu menempatkan sebagai orang jahat bak ibu tiri, itu semua menjadi hal yang biasa dihadapi Ijul sehari-hari. 

Ijul bersumpah, ia akan mendapatkan peran protagonis di sinetronnya selanjutnya dan menunjukkan pada semua orang bahwa ia bukan orang jahat seperti peran yang biasa ia mainkan. Tapi apakah perjalanan Ijul bisa semulus itu? Apakah Ijul si Ratu Drama bisa mendapatkan happy ending yang ia inginkan?

Vidio Original Series ‘Drama Ratu Drama’ membawa pendekatan baru untuk drama komedi, di mana tokoh utamanya merupakan seorang perempuan yang selalu bermain peran antagonis di sinetron dan memperlihatkan drama di sekitar hidupnya dalam perjalanannya untuk mengubah nasibnya. 

Dengan latar belakang yang dekat masyarakat yaitu sinetron dan pembuatannya, serial ini juga mengambil dua dunia sebagai latarnya, dunia sinetron dan dunia Vidio Original Series.

Monika Rudijono - Managing Director Vidio mengatakan bahwa, “Drama Ratu Drama adalah sebuah serial yang berbeda dari lainnya. Pemilihan ini ingin memperlihatkan komitmen Vidio untuk menyajikan konten lokal dengan genre yang semakin bervariasi dengan kualitas produksi yang tinggi.”

Sutradara dan Penulis Aco Tenriyagelly menceritakan bahwa cerita yang disampaikan dalam Vidio Original Series Drama Ratu Drama ini sangat dekat dengan kehidupannya, “Ide cerita tentang ‘Dunia Sinetron’ sudah ada sejak pertama kali lulus SMA saya magang di sebuah produksi sinetron yang Ayah saya sutradarai. Tumbuh bersama Ayah dan keluarga besar yang kebanyakan bekerja di Sinetron & TV, membuat saya sangat akrab dengan environment sinetron sejak kecil. Jadi, sudah dari dulu saya ingin bercerita tentang lingkungan sinetron dan cerita di dalamnya.”

Sutradara muda ini melanjutkan, “Mengapa menurut saya penting? Sinetron yang sudah jadi bagian dari ‘kultur’ menonton kebanyakan warga Indonesia, rasanya masih kurang dirayakan dan dikulik lebih dalam. Ketika saya sekolah film, saya merasa ada sebuah stigma tentang sinetron yang seolah produksi asal dan tanpa logika. 

Sebagai orang yang tumbuh dekat dengan orang-orang di balik sinetron, IA yakin betul orang-orang ini juga bekerja keras untuk mewujudkan tontonan yang menghibur bagi penontonnya, dan membuatnya percaya bahwa setiap orang memiliki perannya masing-masing. 

"Maka, saya tertarik betul untuk berbicara tentang ‘peran manusia dalam hidup’. Tentang keberanian seseorang terhadap pilihannya, keberanian seseorang terhadap perannya, tentang keberanian untuk selalu bermanfaat bagi orang lain. Lalu lahirlah series Drama Ratu Drama ini.”

Baca: Mengidap Autoimun RA, Enzy Storia Rayakan Ulang Tahun ke-30 dengan Cara Ini

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."