Belajar Melipat Kertas dengan Seni Bersama Asosiasi Origami Indonesia

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Wuri Dyah Putranti, wakil ketua Asosiasi Origami Indonesia berpose di stand pameran di Festival Payung Indonesia, Puro Mangkunegaran, Minggu, 4 September 2022/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Wuri Dyah Putranti, wakil ketua Asosiasi Origami Indonesia berpose di stand pameran di Festival Payung Indonesia, Puro Mangkunegaran, Minggu, 4 September 2022/Foto: Cantika/Ecka Pramita

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pemandangan Festival Payung Indonesia (FESPIN 2022) tampak ceria dan berwarna-warni dihiasi aneka rupa payung dengan berbagai bentuk dan bahan yang dipakai. Mulai dari bahan kanvas, katun, karung goni, kertas yang dilipat menggunakan teknik yakni origami yang mencuri perhatian. 

Anda pernah punya pengalaman masa kecil belajar melipat kertas warna-warni yang dibentuk menjadi beragam rupa, mulai dari baling-baling hingga hewan? Ternyata kegiatan melipat kertas atau yang dikenal dengan origami asal Jepang ini memiliki wadah yang bisa membuat passion Anda semakin terasah. 

Adalah Asosiasi Origami Indonesia (AOI) yang sebelumnya bermakna Komunitas Origami Indonesia menjadi perkumpulan nirlaba para pegiat origami, baik sebagai hobi atau usaha yang dikelola secara profesional. Wakil Ketua AOI Wuri Dyah Putranti bersama teman-temannya yang juga meminati origami ini merasa jika hobi mereka belum punya tempat berkumpul. 

"Mesti ada wadahnya tempat kita belajar, nah sejumlah orang-orang ini mengumpulkan para peminat origami untuk melakukan workshop dan mengadakan pameran. Dari situlah para perintis acara konvensi tersebut harus berlanjut dua tahun kemudian, sehingga menjadi anggota dua tahunan. Sempat kepending karena masa pandemi juga saat itu," ucap Wuri saat ditemui Cantika di Puro Mangkunegaran, Minggu, 4 September 2022. 

Tak lama kemudian, lahirlah AOI pada Oktober 2019 yang hingga saat ini telah memiliki lebih dari 110 orang dan tergabung di asosiasi dari banyak daerah di Indonesia. Kegiatan yang mereka jalani meliputi workshop untuk menimgkatkan keterampilan dan pengetahuan anggota akan beraneka ragam bentuk dan teknik melipat, konvensi origami nasional, dan kegiatan di daerah. 

"Sebenarnya banyak yang tertarik, nah dengan adanya wadah seperti ini, orang-orang yang meyukai origami jadi tidak bingung lagi mencari ke mana, kaya tadi misalnya ada orang yang suka origami tetapi belum tahu mau bergabung kemana," ungkap Wuri yang juga mengelola tempat belajar Klub Bintang dan guru privat. 

Origami, Tak Sekadar Melipat

Hasil kreasi origami pegiat Asosiasi Origami Indonesia/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Perlu diketahui juga bahwa origami juga memerlukan teknik yang dimulai dari dasar. Terdapat tiga jenis origami yang bisa dipilih yakni dasar, medium, dan super kompleks. "Mulai dari figur seperti benda yang biasanya dari satu kertas, lalu membuat origami lebih dari satu kertas, dan gabungan kertas yang biasa disebut modular. Bagi mereka yang suka tantangan lebih biasanya tertarik mendalami yang super kompleks," ucap Wuri. 

Selama ini, lanjut Wuri, banyak orang tau origami mainan anak kecil. Padahal menurut Wuri, manfaat melipat kertas sudah banyak sekali, di antaranya ialah untuk menunjang kemampuan motorik halus, meningkatkan imajinasi, dan kreativitas sampai menjadi alat peraga pendidikan. 

"Semua orang punya bakat mendesain, tetapi juga memiliki etika agar tidak asal menyontek desain orang lain misalnya. Hal tersebut menjadi tantangan bagi para anggota untuk terus berkreativitas," pungkas perempuan kelahiran Maret 1981 ini. 

Baca: Lebih dari Simbol, Festival Payung Indonesia Menjadi Wujud Nyata Berkarya

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."