Joko Pinurbo dalam Kenangan, Saat Puisinya Mengantarkan Sepasang Kekasih Menikah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Joko Pinurbo/Foto: CANTIKA/Brigitta Innes

Joko Pinurbo/Foto: CANTIKA/Brigitta Innes

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sastrawan Joko Pinurbo atau akrab disapa Jokpin meninggal dunia dalam usia 61 tahun. Kabar duka itu disampaikan oleh para sahabat dan juga teman dekatnya dari kalangan sastrawan Indonesia melalui media sosial X, Sabtu, 27 April 2024.

Pada 10 September 2023 lalu, Cantika berkesempatan bertemu dan berbincang santai dengan Jokpin di acara peluncuran antologi cerita pendek dan puisi bertajuk Sepayung Bumi yang dihelat Penerbit Voila, Komunitas Nulis Aja Dulu, dan Festival Payung Indonesia di Balai Kota Solo. Diakui Jokpin saat itu sebenarnya sedang kurang fit, tetapi lantaran sudah berjanji ia pun bertolak ke Solo dari Jogja. 

Obrolan kami pun mengalir seputar aktivitasnya menjadi pembicara atau pemateri dan juga bagaimana rasanya saat karya dia menjadi inspirasi orang lain. Selama 40 tahun berkarya Jokpin ternyata pernah mengalami rasa bosan saat hampir setiap orang bertanya padanya perihal inspirasi. Padahal, ia mengaku inspirasi paling dasar ialah dari diri sendiri, bahkan seringnya pria kelahiran 11 Mei 1962 ini mendapatkannya secara spontan. 

Penerbit Voila, Komunitas Nulis Aja Dulu, dan Festival Payung Indonesia berkolaborasi menerbitkan antologi cerita pendek dan puisi bertajuk Sepayung Bumi/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Pengarang kumpulan puisi berjudul Celana ini mengaku justru penasaran mengapa eksistensi puisi belakangan ini justru semakin banyak diminati, termasuk kaum muda. "Sebenarnya saya pengen tahu atau ditanya sejauh mana, sih, puisi masih relevan, sedangkan teknologi digital semakin menarik. Saya kira itu pertanyaan yang menggoda saya, walau saya sendiri belum mendapat jawabannya," ucap Jokpin. 

Jokpin merasa heran, apa yang sebenarnya penikmat puisi dapatkan. Ia merasakan salah satu yang ia rasakan ialah jika puisi bisa meredam ritme hidup. "Jadi ritme hidup yang tergesa dan chaos bisa diredam dengan puisi, sehingga puisi bisa menjadi tempat pemberhentian. Mungkin itu ya, alasan mengapa anak muda makin menyukai puisi," ungkapnya. 

Antologi cerita pendek dan puisi yang diterbitkan Voila, Komunitas Nulis Aja Dulu, dan Festival Payung Indonesia/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Banyak cerita yang peraih penghargaan South East Asian (SEA) Write Award (2014) ini dapatkan dari pembaca karyanya. "Aku pernah mendapatkan testimoni ada orang bisa jadian lalu menikah karena puisi saya, kalau tidak salah karena dihadiahi puisi saya," ucapnya berseloroh. Ia meyakini jika puisi bisa mengubah, atau paling tidak bisa memberikan pengaruh walau sedikit bagi hidup yang membacanya. 

Oleh sebab itu, Jokpin sangat mendukung jika puisi disampaikan dalam bentuk apa saja. Dimulai dari tren musikalisasi puisi Seno Gumira Ajidarma sampai bertebaran di jagat media sosial melalui aplikasi TikTok. Bukan semata menulis bagus, tetapi agar karya sastra bisa dinikmati siapa saja dan menjadi "pertunjukkan" yang menyenangkan. 

"Walau saya pribadi tidak membuat akun TikTok karena dari generasi lama, tapi saya sangat mendukung para penulis yang menjadikan aplikasi itu sebagai medium penyampaian puisi," pungkasnya. 

Pilihan Editor: Mengenang Kepergian Joko Pinurbo Lewat Puisinya, Perjamuan Khong Guan hingga Celana Ibu

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."