Kulit Berminyak, Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi kulit berminyak. Foto: Unsplash.com/Haley Lawrence

Ilustrasi kulit berminyak. Foto: Unsplash.com/Haley Lawrence

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kulit berminyak merupakan salah satu masalah kulit wajah yang dialami banyak orang. Kulit berminyak terjadi ketika kelenjar sebaceous (minyak) di kulit memproduksi terlalu banyak sebum. Sebum adalah zat lilin dan berminyak yang melindungi dan menghidrasi kulit. 

Untuk mengenali lebih jauh soal kulit berminyak, Ivy Lee, dokter kulit bersertifikat di Pasadena, California, memaparkan tanda sekaligus cara mengatasinya. 

Tanda-tanda kulit berminyak 

1. Mudah Berjerawat

Produksi minyak yang berlebihan kerap dikaitkan dengan jerawat. Sebab jerawat sering terbentuk ketika minyak terperangkap di bawah kotoran atau sel kulit mati. Sementara kulit berminyak memproduksi minyak lebih dari yang lainnya. 

2. Riasan Tidak Bertahan Lama

Jika memiliki kulit berminyak, riasan kerap sulit untuk bertahan lama. Riasan bisa saja menempel pada kulit wajah, namun biasanya kerap tidak merata. 

3. Wajah Mengilap

Memiliki kulit berminyak berarti cenderung akan terlihat berkilau. "Seseorang yang memiliki kulit wajah berminyak bakal tampil "bersinar" sepanjang hari," kata Dr. Lee. "Beberapa orang menyukai cahaya itu, sementara yang lain tak menyukainya."

Cara Mengatasi Kulit Berminyak

1. Kelola Hormon

Kelenjar yang menghasilkan minyak dan sebum memiliki reseptor hormon. "Peningkatan produksi sebum, atau produksi minyak, biasanya didorong oleh hormon," jelas Elizabeth Kream, dokter kulit di New York.

"Sering kali, jika seseorang datang menemui kami untuk mengobati jerawat wanita dewasa, kami mungkin meresepkan spironolakton, yaitu pil yang diminum yang memiliki sifat anti-genetik, yang berarti membantu mengurangi estrogen dan testosteron buruk yang menyebabkan jerawat.”

Namun, jika Anda menginginkan pilihan non-hormonal, Anda dapat mencoba suplemen seperti DIM, atau diindolylmethane. Suplemen tersebut berasal dari brokoli, kangkung, dan kembang kol, serta telah terbukti memiliki sifat anti-androgenetik. 

"Properti anti-androgenetik itulah yang akan membantu mengurangi komponen hormonal yang mendorong produksi minyak," kata Dr. Kream. Tapi perlu diingat, konsultasikan lebih dulu ke dokter kecantikan Anda mengenai produk yang tepat untuk kebutuhan kulit wajah berminyak Anda.

2. Gunakan Produk yang Memperlambat Produksi Sebum

Salah satu cara untuk memperlambat produksi sebum adalah dengan mengurangi iritasi kulit dengan bahan-bahan seperti retinoid dan niacinamide. 

"Hormon stres meningkatkan produksi minyak pada kulit wajah, sehingga mengurangi peradangan membuat kulit Anda kurang berminyak," jelas Shirley Chi, dokter kulit bersertifikat di California Selatan.

3. Gunakan Primer sebelum Merias wajah

Primer dapat membantu mengontrol kulit berminyak sekaligus dapat menghidrasi. Anda dapat memilih primer yang sudah dimodifikasi khusus untuk kulit berminyak. 

"Dan bagian terbaik tentang primer, ya mereka dapat memperpanjang kealusan alas bedak, tetapi mereka juga dapat dipakai sendiri hampir seperti alas bedak yang jelas untuk membantu mengurangi munculnya pori-pori, bersinar, garis-garis halus, dan mengontrol minyak tanpa menambahkan pigmen pada kulit." kata Jenna Menard, penata rias. 

4. Rutin Ekfoliasi Ringan

Pentingnya menjaga pori-pori agar tetap terjaga agar minyak tidak menumpuk di pori-pori dengan menggunakan produk ekfoliasi ringan untuk menghilangkan kotoran dan melembapkan kulit.

5. Jangan Lupa Pakai Pelembap

Setiap orang harus menggunakan pelembap, apa pun jenis kulitnya. Jika memiliki kulit berminyak dan ingin tetap terlihat dewy, hindari formula matte dan gunakan sesuatu yang non-comedogenic (tidak akan menyumbat pori-pori).

Baca juga: 4 Bahan Skincare yang Wajib Dihindari Kulit Berminyak

NABILA RAMADHANTY PUTRI DARMADI | WELL AND GOOD

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."