Sering Bernyanyi di Istana, Dira Sugandi: Rasanya Tetap Nervous di Depan Presiden

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Dira Sugandi. Foto: Instagram/@dirasugandi

Dira Sugandi. Foto: Instagram/@dirasugandi

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Meski bukan pertama kalinya diundang ke istana untuk bernyanyi dalam upacara 17 Agustus di Istana Presiden, rupanya Dira Sugandi tetap merasa gugup ketika harus menyanyi di hadapan presiden. "Tetap ya nervous kalau di depan Presiden, pasti kan rasanya beda," kata Dira 

Rencananya, ia akan bernyanyi di upacara penurunan bendera pada 17 Agustus 2022. Di setiap penampilan, dia selalu berdoa agar diberi kelancaran dan bisa menampilkan pertunjukan terbaik. Meski bukan kali pertama, bernyanyi di istana negara merupakan momen yang selalu memberikan kegembiraan dan membuat Dira merasa tersanjung.

Dira Sugandi tampil sebagai Emiria Soenassa dalam seri monolog Di Tepi Sejarah berjudul Yang Tertinggal di Jakarta pada Sabtu, 2 Juli 2022 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki Jakarta. Foto: Yose Riandi/Titimangsa.

Dira Sugandi baru-baru ini menjajal pementasan monolog, memerankan pelukis Emiria Soenassa dalam episode berjudul "Yang Tertinggal di Jakarta" yang masuk dalam seri monolog "Di Tepi Sejarah". Monolog ini mengangkat kisah sosok-sosok yang tak banyak diketahui sejarahnya, namun sebetulnya punya andil untuk Indonesia.

Pentas seri monolog musim kedua itu berjudul "Yang Tertinggal di Jakarta" yang ditulis oleh Felix K. Nesi dan disutradarai oleh Sri Qadariatin. Pentas ini mengisahkan tentang Emiria Soenassa, seorang pelukis perempuan pertama di Indonesia yang hidup di tahun 1895-1964.

Sosok tersebut digambarkan sebagai seorang pemikir revolusioner dan disebut kedudukannya sejajar dengan Chairil Anwar dan Kartini.

Baca: Perankan Pelukis Emiria Soenassa, Dira Sugandi Punya Teknik Vokal Kuat

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."