Tidak Hanya Diam, Silent Treatment juga Menutup Komunikasi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi pasangan bermasalah/bertengkar. Shutterstock.com

Ilustrasi pasangan bermasalah/bertengkar. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bahasa kamus anak muda memang tak habis-habisnya menciptakan istilah-istilah baru yang menarik untuk dipelajari. Baru-baru ini istilah silent treatment merebak. Istilah ini digunakan ketika seseorang sedang berada dalam konflik dengan orang lain dan salah satunya memilih untuk menghindari komunikasi. Umumnya juga diterapkan pada  sebuah hubungan percintaan. 

Meskipun dalam kamus anak muda, istilah ini sering dikait-kaitkan dengan permasalahan yang dihadapi oleh pasangan muda-mudi, teman silent treatment juga dapat terjadi dalam hubungan apapun, orang tua dengan anak, ataupun dengan teman. 

Berikut ini ulasan mengenai silent treatment berdasarkan beberapa sumber. Silent treatment bukan hanya memilih untuk 'berdiam' ketika sedang ditimpa masalah. Namun juga bisa diartikan sebagai bentuk penolakan terhadap masalah ataupun terhadap orang yang berkaitan dengan masalah tersebut. 

Sebagian orang mendefinisikan hal ini juga sebagai hukuman yang ditujukan kepada seseorang untuk membuktikan kuasa atas orang itu, definisi ini termasuk dalam bentuk pelecehan emosional. 

Contoh perilaku silent treatment

Contoh perilaku silent treatment adalah ketika seseorang menghindari komunikasi, ketika sedang berada dalam konflik, bisa karena dia tidak mengetahui apa yang harus dia bicarakan, tidak tahu harus bagaimana mengungkapkan emosi atau bahkan bisa juga karena ingin menghukum lawannya.  

Misal ketika sedang ada percekcokan antara suami dan istri. Ketika suami lebih memilih diam agar sang istri mengetahui bahwa suami sedang kesal padanya, sehingga memilih berdiam dan tidak menegurnya selama beberapa waktu. Efek silent treatment pada hubungan Sebenarnya, silent treatment bukanlah solusi yang baik yang bisa dilakukan ketika menemui konflik. 

Mendiamkan masalah dan menghindari konflik hanya akan memperpanjang permasalahan dan memiliki kemungkinan yang kecil untuk berdiskusi tentang keluhan ataupun penyelesaian. Ketika satu pihak ingin menyelesaikan permasalahan dengan berbicara dan mendiskusikan solusi, pihak yang lain justru menarik diri, hal ini dapat menimbulkan emosi negatif yang memicu kemarahan.

Inilah mengapa silent treatment dinilai tidak baik untuk kesehatan hubungan. Penyelesaian masalah dengan lawan yang memilih silent treatment bisa diatasi dengan menunggu situasi agar mendingin untuk menyelesaikan masalah lalu meminta maaf dan mengakui perasaan orang lain.

Baca: Alasan Mengapa Seseorang Melakukan Silent Treatment dan Cara Menghadapinya

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."