Alasan Mengapa Seseorang Melakukan Silent Treatment dan Cara Menghadapinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi gosip/pertemanan. Shutterstock

Ilustrasi gosip/pertemanan. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pernahkah kamu merasa didiamkan seseorang hingga enggan berkomunikasi denganmu atau disebut dengan silent treatment. Perlakuan diam adalah penolakan untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain.

Orang yang menggunakan perlakuan diam bahkan mungkin menolak untuk mengakui kehadiran orang lain. Silent treatment juga terjadi di banyak jenis hubungan, termasuk hubungan romantis.

Alasan mengapa seseorang melakukan silent treatment:

Pilih menghindar

Dalam beberapa kasus, orang tetap diam dalam percakapan karena mereka tidak tahu harus berkata apa atau ingin menghindari konflik.

Malas komunikasi

Seseorang dapat menggunakan perlakuan diam jika mereka tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaan mereka tetapi ingin pasangannya tahu bahwa mereka kesal.

Hukuman

Jika seseorang menggunakan keheningan untuk menghukum seseorang atau untuk mengendalikan atau berkuasa atas mereka, ini adalah bentuk pelecehan emosional.

Ilustrasi pasangan. Freepik.com/Yanalya

Dalam kebanyakan kasus, tindakan silent treatment bukanlah cara yang produktif untuk menangani perselisihan. Penelitian menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita menggunakan perlakuan diam dalam hubungan. Namun, komunikasi yang jelas dan langsung sangat penting untuk hubungan yang sehat. Menggunakan silent treatment untuk mencegah orang menyelesaikan konflik mereka dengan cara yang membantu.

Ketika salah satu pasangan ingin membicarakan masalah tetapi yang lain menarik diri, itu dapat menyebabkan emosi negatif seperti kemarahan dan kesusahan. Menurut sebuah studi 2012, orang-orang yang secara teratur merasa diabaikan juga melaporkan tingkat harga diri, rasa memiliki, dan makna yang lebih rendah dalam hidup mereka.

Karena itu, perlakuan diam dapat berdampak pada kesehatan suatu hubungan, bahkan jika orang yang diam berusaha menghindari konflik. Seseorang dengan pasangan atau teman yang menghindari konflik lebih mungkin untuk melanjutkan perselisihan karena mereka tidak memiliki kesempatan untuk mendiskusikan keluhan mereka.

Lantas bagaimana menanggapinya?

Sebutkan situasinya

Saat ada kesempatan bertemu atau bicara bisa langsung menanyakan. Misalnya, seseorang dapat mengatakan, "Saya perhatikan bahwa Anda tidak menanggapi saya." Ini meletakkan dasar bagi dua orang untuk terlibat satu sama lain secara lebih efektif dalam obrolan. 

Gunakan pernyataan 'saya'

Seseorang dapat memberi tahu orang lain bagaimana perasaannya dengan menggunakan pernyataan “saya”. Misalnya, orang di pihak penerima mungkin berkata: “Saya merasa sakit hati dan frustrasi karena Anda tidak berbicara kepada saya. Saya ingin menemukan cara untuk menyelesaikan ini.”

Jenis pernyataan ini berfokus pada perasaan dan keyakinan daripada karakteristik apa pun yang mereka kaitkan dengan orang lain.

Akui perasaan orang lain

Mintalah orang lain untuk berbagi perasaan mereka. Ini membuat mereka tahu bahwa perasaan mereka penting dan valid, dan ini membuka jalan bagi percakapan terbuka. Hindari bersikap defensif atau masuk ke mode pemecahan masalah. Cobalah untuk tetap hadir dan mendengarkan dengan empati.

Jika orang tersebut merespons dengan cara yang mengancam atau kasar, penting untuk menjauhkan diri dari situasi tersebut sampai mereka tenang. Bicaralah dengan dokter, terapis, atau teman tepercaya untuk meminta bantuan.

Minta maaf

Seseorang tidak boleh meminta maaf atau menyalahkan diri sendiri atas silent treatment dari orang lain. Namun, mereka mungkin perlu meminta maaf jika mereka telah mengatakan atau melakukan sesuatu yang mungkin menyakiti perasaan orang lain.

Atur waktu untuk menyelesaikan masalah

Kadang-kadang, seseorang mungkin melakukan silent treatment karena mereka terlalu marah, terluka, atau kewalahan untuk berbicara. Mereka mungkin takut mengatakan sesuatu yang memperburuk situasi.

Dalam kasus ini, akan sangat membantu bagi setiap orang untuk meluangkan waktu untuk menenangkan diri sebelum berkumpul untuk membahas masalah tersebut dengan tenang. Konselor menyebutnya "mengambil waktu istirahat."

Hindari tanggapan yang tidak membantu

Cobalah untuk tidak meningkatkan situasi atau memprovokasi orang yang diam untuk berbicara. Hal ini dapat menciptakan lebih banyak konflik.

MEDICAL NEWS TODAY 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."