Interaksi Saat Memasak Bersama Bisa Jadi Quality Time dengan Keluarga

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Chelsea Olivia memasak menu Telur Awan bersama suami, Glenn Alinskie, dan anak pertama mereka, Nastusha Olivia Alinskie. Video memasak ini diunggah di YouTube Alinskie Family, Ahad, 7 Maret 2021. Tangkapan layar YouTube Alinskie Family

Chelsea Olivia memasak menu Telur Awan bersama suami, Glenn Alinskie, dan anak pertama mereka, Nastusha Olivia Alinskie. Video memasak ini diunggah di YouTube Alinskie Family, Ahad, 7 Maret 2021. Tangkapan layar YouTube Alinskie Family

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan keluarga dapat memanfaatkan kegiatan memasak sebagai aktivitas seru untuk membangun quality time atau waktu yang berkualitas, yang bermanfaat untuk merekatkan hubungan antaranggota keluarga. "Waktu bersama keluarga tidak harus liburan pergi ke mana-mana, tapi cukup dengan aktivitas sehari-hari yang bisa dilakukan di rumah, salah satunya memasak," kata Vera dalam sebuah webinar pada Senin 8 Agustus 2022.

Menurut Vera, kegiatan memasak akan memunculkan banyak hal termasuk diskusi dan interaksi satu sama lain yang dapat merekatkan hubungan keluarga.

Selain itu, lanjut Vera, bau-bauan yang ditimbulkan saat memasak juga akan membuat anak terus mengingat momen bersama orang tuanya meski dia sudah tumbuh dewasa. "Penelitian bilang, memori bau itu akan bertahan lama. Jadi kalau anaknya sudah besar lalu mencium bau tertentu, itu akan mengingatkan bau masakan yang waktu itu dimasak bersama. Nah, itu kedekatannya timbul lagi," ujar Vera.

Saat mengajak anak agar mau memasak bersama, Vera mengatakan orang tua jangan menjadikan kegiatan tersebut sebagai sebuah paksaan. Seluruh anggota keluarga termasuk anak juga perlu berdiskusi terlebih dahulu mengenai waktu dan menu yang ingin dimasak.

"Anak akan terdorong kalau dia melihat ini bukan kewajiban. Tetapkan misalnya Sabtu atau Minggu itu sebagai waktu bersama keluarga. Itu harus klop dulu jadwalnya, lalu bicarakan menunya apa," kata Vera.

"Bisa jadi, quality time-nya tidak hanya saat memasaknya tapi juga saat rapatnya, saat pembagian tugasnya," kata dia.

Kemudian saat memasak, lanjut Vera, nikmati momen kebersamaannya dan jangan menerapkan banyak aturan kepada anak. Menurutnya, jika terlalu banyak aturan atau kritik, anak justru jadi malas mengikuti aktivitas tersebut.

Selain merekatkan ikatan antaranggota keluarga, Vera mengatakan quality time termasuk melalui kegiatan memasak juga akan mengembangkan karakter anak sehingga dia tumbuh menjadi anak yang percaya diri, mandiri, dan mampu bekerja sama. Di samping itu, quality time juga bermanfaat agar orang tua tidak stres.

"Saat berdekatan, ada hormon oksitosin atau hormon cinta. Saat hormon keluar, kita merasa lebih dekat, lebih nyaman. Jadi (quality time) penting banget, saya bilang ini hal yang patut diperjuangkan," kata Vera.

Baca: 7 Tips Masak yang Harus Mulai Dibiasakan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."