Trunk Show ala Srikandi BUMN, Etnik dengan Tenun Ikat Karya Oscar Lawalata

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Para Srikandi BUMN mengenakan busana Oscar Lawalata Culture bertajuk Ikat Suara dari Timur untuk memeriahkan peresmian wajah baru Sarinah/Foto: Doc. Sarinah

Para Srikandi BUMN mengenakan busana Oscar Lawalata Culture bertajuk Ikat Suara dari Timur untuk memeriahkan peresmian wajah baru Sarinah/Foto: Doc. Sarinah

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Turut semarakkan momentum peresmian wajah baru Sarinah, Trunk Show digelar di Skydeck lantai 3 Sarinah, Kamis, 14 Juli 2022. Trunk show yang berlangsung di bawah langit malam Sarinah ini disaksikan secara langsung oleh Kementerian BUMN, Jajaran Direksi dan Komisaris Injourney beserta anak perusahaan, dan tamu undangan pecinta kekayaan wastra buatan tangan Indonesia.

Mengusung tema “Suara dari Timur”, gelaran ini terinspirasi dari kekayaan ragam ikat dari wilayah bagian timur Indonesia. Kain tenun ikat dengan ragam motif dan warna menarik ini diproduksi khusus oleh UMKM Tenun di Jepara, Jawa Tengah. Karya-karya apik ikat tenun Suara dari Timur diperagakan oleh 20 orang Srikandi BUMN dan 40 model profesional. 

Para Srikandi BUMN mengenakan busana Oscar Lawalata Culture bertajuk Ikat Suara dari Timur untuk memeriahkan peresmian wajah baru Sarinah/Foto: Doc. Sarinah

Menariknya, para Srikandi BUMN yang berkeja sebagai direktur atau komisaris utama didaulat untuk menjadi model trunk show. Mereka yang keseharian aktif dan dinamis, malam itu tampak anggun agar sesuai dengan cerita dan makna tenun ikat yang disampaikan

Melalui tangan dingin Oscar Lawalata, kain ikat tenun disulap dengan tampilan desain modern sehingga diharapkan mampu menjadi fashion item yang mudah di mix and match serta mampu menembus pasar global nasional hingga internasional. Semangat unjuk gigi produk dalam negeri ini sejalan dengan komitmen Sarinah sebagai “Panggung Karya Indonesia”.

"Trunk show ini kami lebih mengangkat temanya Ikat Suara dari Timur, jadi ragam motif ikat-ikat yang ada di Nusantara. Dan kami fokus UMKM-nya di daerah Jepara kali ini," ujar Oscar Lawalata ditemui usai trunk show.  

Trunk Show persembahan Oscar Lawalata Culture bertajuk Ikat Suara dari Timur meriahkan peresmian wajah baru Sarinah/Foto: Doc. Sarinah

Salah satu makna filosofi yang ingin ia sampaikan ialah difokuskan pada ikat, di mana tenun ikat juga menjadi bagian dari kekayaan kain Indonesia. "Dan sekarang tenun pun sedang digagas untuk jadi salah satu kekayaan harta benda di UNESCO. Bukan hanya batik sedang didaftarkan dan kami mencoba untuk semakin mempopulerkan tenun Indonesia," kata dia.  

Berbicara mengenai motifn ialah campuran dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bali. Namun, ia menjelaskan, motifnya lebih ke kontemporer, sehingga tidak spesifik pada satu daerah saja. Itulah alasannya kenapa diberi nama Ikat Nusantara.

"Bentuknya macam-macam, ada dress, top, celana, rok. Jadi kita memang ingin membuat pasar bisa mix and match yang mau pakai celana bisa, rok bisa, yang suka pakai baju tertutup bisa. Jadi didesain sedemikian rupa sehingga untuk masyarakat luas tergantung selera," pungkasnya.  Untuk menampilkan kurang lebih 50 koleksi, Oscar menceritakan persiapannya sudah dilakukan sejak 6 bulan lalu.  "Dan ke depan kita akan keluarkan koleksi jumputan. Sekarang memang lebih ke ready to wear, karena kain pun orang udah mulai pakai buat busana sehari-hari," tuturnya.

Trunk Show persembahan Oscar Lawalata Culture bertajuk Ikat Suara dari Timur meriahkan peresmian wajah baru Sarinah/Foto: Doc. Sarinah

"Bentuknya macam-macam, ada dress, top, celana, rok. Jadi kita memang ingin membuat pasar bisa mix and match yang mau pakai celana bisa, rok bisa, yang suka pakai baju tertutup bisa. Jadi didesain sedemikian rupa sehingga untuk masyarakat luas tergantung selera,"katanya.  

Untuk menampilkan kurang lebih 50 koleksi, Oscar menceritakan persiapannya sudah dilakukan sejak 6 bulan lalu.  "Dan ke depan kita akan keluarkan koleksi jumputan. Sekarang memang lebih ke ready to wear, karena kain pun orang udah mulai pakai buat busana sehari-hari," tuturnya.

Baca: Saran Oscar Lawalata Supaya Motif Batik Tak Diklaim Negara Lain

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."