10 Mitos tentang Rambut yang Wajib Kamu Ketahui

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita menunjukkan rambutnya. Freepik.com/Diana.Grytsku

Ilustrasi wanita menunjukkan rambutnya. Freepik.com/Diana.Grytsku

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Rambut bak mahkota bagi kita. Rambut yang indah, kuat, berkilau adalah dambaan setiap wanita maupun pria. Selain beragam informasi perawatan yang mengemuka, juga banyak sekali mitos tentang rambut yang beredar di masyarakat.

Beberapa mitos tersebut bisa membuat kita salah kaprah dalam menjaga kesehatan rambut maupun perawatan yang sebaiknya. Agar terhindar dari kesalahan akibat mempercayai mitos, dokter kulit asal India Geetika Srivastava beberkan fakta dari 10 mitos tentang rambut yang perlu kamu ketahui:

1. Minyak Rambut Mengontrol Ketombe

Ketombe disebabkan oleh jamur yang dikenal sebagai Malassezia. Spesies jamur ini adalah penghuni alami mikrobioma kulit kepala dan menyerap minyak. Minyak ini bisa menjadi bagian dari sekresi minyak alami kulit kepala atau bisa menjadi aplikasi minyak rambut eksternal.

Jamur memakan minyak dan meninggalkan sisik putih bersisik sebagai residu yang dikenal sebagai ketombe. Jadi, pengolesan minyak akan memperparah ketombe dan tidak mengontrolnya.

Dan perlu diingat, ketombe hanya dapat dikendalikan dan tidak dapat disembuhkan secara permanen.

2. Minyak Rambut Bisa Atasi Rambut Rontok

Perlu diketahui, meminyaki rambut tidak secara langsung berdampak pada kesehatan rambut atau rambut rontok. Manfaat dari pemakaian minyak rambut adalah meningkatkan sirkulasi darah, melemaskan otot, dan meredakan sakit kepala tegang. Ini juga dapat bertindak sebagai kondisioner untuk rambut sehingga mencegah rambut kusut dan keriting.

3. Rambut Rontok Tanda Masalah

"Saya sering menemukan banyak keluhan rambut rontok setiap hari. Dan lebih dari separuh keluhan itu meragukan. Itu karena beberapa jumlah rambut rontok adalah normal," jelas Dr. Srivastava.

Rambut adalah organ yang terus tumbuh yang terbuat dari jaringan keratin. Kuku kita terbuat dari jaringan yang sama. Dan seperti kuku yang tumbuh, patah, dan tumbuh kembali, rambut juga rontok dan tumbuh kembali. Sekitar 10-100 rambut rontok dianggap normal dalam sehari. Kerontokan rambut sebanyak ini dapat terjadi tanpa mempengaruhi kepadatan rambut atau volume rambut dan dianggap normal.

4. Biotin Satu-satunya Vitamin untuk Kesehatan Rambut

Biotin kerap dikenal juga sebagai Vitamin H, H menandakan hair (rambut). Faktanya, biotin saja tidak bisa membuat rambut Anda lebih kuat. Tubuh kita membutuhkan 118 nutrisi dalam 24 jam untuk berfungsi. Bagaimana rambut bisa berbeda?

Apa yang bekerja untuk nutrisi rambut adalah terapi vitamin siklis, yaitu kombinasi sinergi vitamin dan mineral setiap hari dengan cara siklus. Ini meningkatkan pertumbuhan rambut dan terbukti bekerja lebih baik daripada suplemen biotin saja.

5. Bilas Rambut dengan Air Dingin Bikin Rambut Lebih Berkilau

Rambut akan bersinar ketika cahaya akan memantul pada rambut bertekstur halus. Kehalusan rambut tercapai ketika kutikula rambut utuh. Kutikula rambut adalah lapisan mengkilap di sekitar batang rambut yang bila rusak dapat menyebabkan rambut keriting.

Jadi, air dingin tidak ada hubungannya dengan kutikula dan karenanya tidak dapat membuat rambut Anda lebih berkilau.

Ilustrasi potong rambut. Pixabay.com

6. Sering Potong Rambut Bikin Rambut Tumbuh Lebih Cepat

Anda akan sering menemukan penata rambut Anda merekomendasikan potong rambut untuk pertumbuhan rambut. Ini adalah mitos terbesar dari semuanya.

Rambut tumbuh dengan kecepatan tertentu (sekitar 0,35 mm/hari) yang bergantung pada faktor genetik, etnis, dan ras. Pemangkasan rambut hanya dapat membantu dalam memotong bagian keriting yang rusak dari kuncir kuda Anda dengan ujung bercabang. Itu tidak bisa membuat rambut Anda tumbuh lebih cepat karena rambut tumbuh dari akar rambut yang tertanam jauh di dalam kulit kepala.

7. Mewarnai Rambut Bisa Memperparah Uban

Banyak dari Anda mungkin memiliki kebiasaan mengecat rambut untuk menutupi uban. Dan, Anda mungkin melihat banyak warna abu-abu saat mewarnai rambut selanjutnya. Akhirnya, beberapa dari kita sering cenderung menyalahkan pewarna rambut. Faktanya, tidak ada kaitan pewarnaan dan uban. Rambut beruban bisa disebabkan oleh genetika, penuaan, paparan sinar matahari dan stres. Pewarna rambut atau mencabut rambut tidak dapat memperparah uban.

8. Ketombe Menandakan Kulit Kepala Kering

Ketombe disebabkan oleh kulit kepala berminyak dan jamur yang diaktifkan dengan adanya minyak untuk menghasilkan sisik ketombe putih berminyak dan bersisik. Kulit kepala kering disebabkan oleh kekeringan pada kulit kepala dan sering dikaitkan dengan rasa gatal.

Orang sering mengacaukan kulit kepala kering dengan ketombe karena sisik dan gatal adalah gejala umum. Namun, ada perbedaan halus antara keduanya. Jika Anda mengalami gatal segera setelah keramas, itu adalah kulit kepala yang kering. Namun, jika gatal dan bersisik berkembang secara bertahap 2 hingga 3 hari setelah keramas, itu adalah ketombe.

9. Mengeringkan Rambut dengan Handuk Lebih Baik daripada Alat Pengering

Mengeringkan rambut dengan alat pengering seperti hair dryer sering disebut berbahaya karena suhu tinggi di dalamnya dapat merusak rambut dan menyebabkan patah rambut (juga dikenal sebagai trichoschisis).

Namun, pengeringan handuk bisa sama merusaknya jika dilakukan secara tidak benar. Menggosok rambut secara berlebihan dengan handuk dapat menyebabkan rambut keriting. Lebih baik membungkus rambut Anda dengan kain katun untuk mengeringkan rambut secara bertahap. Anda juga bisa tidur di atas sarung bantal sutra untuk menghindari gesekan.

10. Ujung Rambut Bercabang Dapat Diobati

Memotong ujung bercabang adalah satu-satunya cara untuk "mengobati" mereka karena ujung bercabang tidak dapat dibalik. Ujung rambut bercabang adalah hasil dari gesekan, suhu tinggi, penuaan, dan genetik. Satu-satunya cara nyata untuk mengobatinya adalah dengan mencegahnya sejak awal.

Baca juga: 4 Cara Melindungi Kesehatan Rambut dari Polusi Udara

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."