Pernah jadi Korban Bullying, Nafa Salvana Ungkap Beauty Standar yang Meresahkan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Nafa Salvana/Foto: Doc. Pothelmia

Nafa Salvana/Foto: Doc. Pothelmia

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Model internasional asal Indonesia Nafa Salvana Yasmin bersama Pothelmia Beauty merilis sebuah video kisah inspiratif yang mengungkapkan bahwa makna kecantikan bisa berasal dari sebuah keunikan pada setiap individu.

Dalam video berdurasi 60 detik tersebut dijelaskan bagaimana Nafa Salvana Yasmin yang dulunya kerap menjadi korban bullying kini dapat melihat sisi kecantikan dan keunikan dalam dirinya dan berhasil mengembangkan potensi sehingga kini menjadi model internasional yang inspiratif.

Nafa mengungkapkan bahwa dinamika beauty standard atau standar kecantikan di Indonesia masih ada. Banyak perempuan menganggap sebuah kecantikan identik dengan kesempurnaan fisik khususnya dari kulit wajah dan warnanya. "Pola pikir tersebut terpatri saat ini sehingga menjadi fenomena standar sosial," ucap Nafa.

“Dulu aku merupakan korban bullying, gak tau kenapa, mungkin karena kondisi fisik aku yang berkulit gelap. Sedih banget iya, depresi juga, dan yang terpenting pastinya membuat aku jadi nggak nyaman,” ungkap Nafa Salvana.

Nafa menambahkan bahwa, beauty standar atau standar kecantikan di Indonesia itu harus lebih putih, langsing, tinggi, dan kulitnya glowing. “Standar sosial ini sangat menimbulkan kekhawatiran, sampai pada suatu hari aku pergi ke Milan, Italia, dan disanalah turning point aku. Aku sadar seluruh kekurangan aku bisa menjadi kelebihan disana dengan sudut pandang yang berbeda. Aku ternyata punya potensi jadi model, dan saat itu terjadi aku mulai lebih aware untuk diri aku sendiri, sehingga lebih merawat diri dan lebih peduli”.

“Dari sini aku sadar bahwa setiap wanita pasti memiliki sisi kecantikan dan keunikan yang berbeda, tergantung bagaimana kita mengembangkannya, serta kita harus paham bahwa tolak ukur standar sebuah kecantikan setiap orang juga berbeda, jadi stop bullying ya!,”.

Lantas, bagaimana dengan mereka yang memang terlahir dengan kondisi sebaliknya? Hal ini tentunya menjadi kekhawatiran tersendiri yang membentuk keraguan atas diri mereka karena menganggap tidak memenuhi standar sosial tersebut.

“Sebagai brand kecantikan internasional, Pothelmia Beauty mencoba mengubah stigma tersebut, karena meyakini bahwa setiap perempuan itu cantik dengan caranya masing-masing, dan tidak ada sebuah standar dalam kecantikan,” ungkap Chief Creative Consultant Pothelmia Beauty, I-van Policarpo.

Pram Ekaputra, Direktur Pothelmia Beauty menambahkan, “Bahwa masing-masing individu hanya perlu memberanikan diri memancarkan sisi keunikannya untuk menemukan rasa percaya dirinya sehingga dapat bernilai baik dari diri sendiri maupun sudut pandang orang lain,”.

Sebagai partner dari Nafa, Pothelmia Beauty turut senang bisa membagikan kisah inspirasi ini, dengan harapan dapat menjadi contoh positif bagi perempuan-perempuan di Indonesia dalam membentuk dirinya menjadi versi terbaik bagi diri dan sekitarnya seperti yang dialami oleh Nafa.

Pothelmia Beauty berkomitmen untuk terus memberi insight positif dan mendorong para perempuan di Indonesia untuk dapat mencintai kecantikan yang ada dalam diri sendiri. Sebagai brand kecantikan, sudah menjadi misi dari Pothelmia Beauty untuk menemukan formula kepada setiap individu yang berbeda untuk mencapai versi terbaik bagi dirinya.

Untuk kedepannya Pothelmia Beauty akan terus memberikan kisah inspiratif dari wanita Indonesia yang telah telah berani mencintai kecantikan pada dirinya sendiri yang berawal dari sebuah keunikan. “Ketika kita merasa bahagia akan keunikan yang dimiliki, disaat itulah, kita akan merasa cantik dan menawan setiap saat,” tutup Nafa.

Baca: Mengenal Nafa Salvana, Model Asal Karawang yang Tampil di Milan Fashion Week

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."