Cerita Dhini Aminarti Bisnis bareng Suami: Aku Idealis, Mas Dimas Lihat Pasar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Dhini Aminarti ditemui usai Wardah Talkshow di Muslim Fashion Festival atau Muffest 2022 pada Jumat 22 Februari 2022. Foto: Cantika/Silvy Riana Putri

Dhini Aminarti ditemui usai Wardah Talkshow di Muslim Fashion Festival atau Muffest 2022 pada Jumat 22 Februari 2022. Foto: Cantika/Silvy Riana Putri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Aktris, Dhini Aminarti bersama suami, Dimas Seto telah mengelola bisnis pakaian muslim sejak 11 tahun silam. Di awal bisnis terbentuk, Dhini mengungkapkan kerap berbeda pendapat dengan Dimas dalam membaca keinginan pembeli. Dhini mengataan bahwa ia termasuk tipe idealis, sementara Dimas lebih fokus pada riset pasar dalam membuat produk.

"Awal-awal sering beda pendapat saat diskusi. Aku maunya begini. (Dimas) 'gak bisa, kamu kan gak tahu pasar. Kamu harus lihat terjun langsung ke pasar,"ungkap Dhini Aminarti ditemui usai Wardah Talkshow di Muslim Fashion Festival atau Muffest 2022 di Grand Ballroom-The Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Jumat, 22 April 2022.

"Memang mas Dimas lebih sering datang ke Tanah Abang dibanding aku ke sana. dan mas dimas lebih tahu customer sukanya seperti apa dan kayak gimana," tambahnya. 

Dhini tak menutupi ada masa-masa ambek satu sama lain saat berdiskusi, tapi mereka cepat berbaikan setelah mendengar alasan-alasan yang masuk akal. Setelah melewati sejumlah diskusi tentang riset pasar, Dhini menyadari sang suami lebih tajam dalam membaca keinginan pasar.

"Berjalannya waktu aku mengikuti apa yang Dimas sampaikan karena dia terjun langsung ke sana," tuturnya.

Selain berjuang menyamakan visi misi bisnis di awal, Dimas dan Dhini juga menghadapi tantangan soal desain busana. Keduanya sepakat membuat baju koko yang bisa dipakai sehari-hari, tidak hanya untuk momen tertentu. Beragam komentar negatif langsung tertuju kepada desain produk mereka.

"Pas pertama kali bikin baju muslim, orang pada mencibir karena masa (model) baju koko kayak gitu, baju koko tidak seperti baju koko," imbuh perempuan 38 tahun itu.

"Karena kita tidak terlalu banyak main bordir karena kita berpikir bagaimana caranya menjual baju koko yang bisa dipakai sehari-hari dan anak muda mau pake. Karena kalau bordir cenderung sudah lanjut, bapak-bapak, momen tertentu. Itu luar biasa sekali (tantangannya). Tapi alhamdulillah pas kita buka di Tanah Abang, mereka tahu antusiasnya seperti apa, orang-orang jadi ngikutin," jelasnya.

Dhini juga mengungkapkan bahwa mereka pernah mendapat musibah sejumlah rol bahan tak terpakai akibat kebocoran air. Ia dan Dimas pantang menyerah karena berpegang pada semangat pantang menyerah.

"Di saat kita terpuruk 10 kali, kita harus bangkit 15 kali," ujar Dhini yang terinspirasi dari pesan seorang tokoh.

Di masa pandemi Covid-19, Dhini mengungkapkan bisnisnya juga terdampak. Penjualan produknya turun 30 persen. Namun, ia dan Dimas tetap semangat untuk bertahan mengingat orang-orang yang bekerja padanya.

"Banyak orang-orang di belakang aku. Sebenarnya, kalau dibilang tanggung jawab aku 100 persen juga tidak. Karena kembali lagi, rezeki dari Allah. Tapi mereka kerja sama aku, trus banyak juga pedagang-pedagang reseller menaruh harapan pada produk-produk aku. Jadi, aku harus semangat untuk ngejalanin," katanya.

Di sisi lain, Dhini juga membagikan beberapa kelebihan bisnis bareng suami, salah satunya bisa selalu bersama. Terlebih lagi, lokasi kantor dan rumah berdekatan. Kelebihan lainnya bisa lebih mudah saling menguatkan saat hadapi masalah.

"Kita bisa saling menyemangati satu sama lain. Mungkin suami aku yang lebih banyak ngerasa ngedrop karena dia yang banyak keluar uang. Jadi, di sini peran aku adalah membangkitkan semangat suamiku," tandas Dhini Aminarti.

Baca juga: Dhini Aminarti Ungkap Alasan Terima Pinangan Dimas Seto 13 Tahun Lalu

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."