Tips Mendampingi Ibu dengan Masalah Kesehatan Mental, Pentingnya Support System

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi menyusui. MomJunction

Ilustrasi menyusui. MomJunction

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Permasalahan mengenai isu kesehatan mental perlu untuk diketahui, agar tidak ada lagi stigma dan diskriminasi terhadap orang yang mengalaminya. Seperti halnya terkait baby blues syndrome dan post partum depression. Tentu masalah kesehatan mental para ibu juga penting mendapat perhatian, baik dari para ayah atau keluarga yang menjadi support system terkuat.

Dalam live instagram Cerita Cantika episode Women's March, salah satu narasumber yaitu Novi Yulianti seorang Psikolog Klinis dan Advisor dari Mother Hope Indonesia. Dia mengungkapkan tentang faktor penyebab masalah kesehatan mental yang biasanya dialami oleh para ibu pasca-melahirkan.

"Kondisi ibu pasca-melahirkan itu luar biasa, dalam artian secara fisik tenaga telah terkuras. Kemudian setelah melahirkan juga tidak mudah ya untuk mengurus bayi ini," ucapnya di laman Instagram Cantika.com pada Selasa, 8 Maret 2022.

"Ditambah lingkungan sekitar yang punya banyak tuntutan-tuntutan tertentu terhadap sang ibu. Selain itu, faktor internal seperti emosi dan mood yang berubah sangat mempengaruhi kondisi ibu," ungkapnya kepada Sahabat Cantika. "Hal tersebut dapat menyebabkan gejala baby blues, dan apabila ini tidak segera ditangani maka akan berlanjut ke post partum depression."

Oleh karena itu, support system dari orang-orang terdekat sangat dibutuhkan sang ibu. Namun, masih ada banyak orang yang belum memahami hal ini. Biasanya setelah melahirkan, banyak orang yang lebih fokus kepada bayinya padahal sang ibu juga butuh perhatian. Novi menyatakan, "Sekali-kali jangan hanya berfokus ke bayinya, tapi juga ibunya. Tanyakan bagaimana perasaannya, bagaimana keadaannya, dan lainnya."

Baby blues syndrome merupakan hal yang wajar dialami para ibu pasca-melahirkan, ada sekitar 70-80 persen mengalami syndrom tersebut. Sebagai seorang psikolog klinis, Novi juga memberitahu ciri-ciri dari baby blues syndrom. "Mudah merasa sedih, cemas dengan kondisi anak, kemudian juga ada perasaan sedih yang tak beralasan," ucapnya.

Novi mengatakan biasanya setelah 10 hari akan kembali seperti semula atau normal, tapi apabila setelah 40 hari masih berlanjut dan bahkan lebih parah dari sebelumnya. Hal tersebut perlu perhatian yang lebih khusus. "Misal setelah 40 hari, muncul tanda-tanda yang baru. Seperti 24 jam sedih terus, kemudian ada perasaan kehilangan minat dalam mengurus bayi. Ini sudah masuk ke post partum depression."

Saat ini sudah ada sekitar 35 ribu orang yang bergabung bersama Mother Hope Indonesia. Selain Novi, ada pula Ummu Hanny sebagai Product Growth Campaign Hanny juga membagikan pengalamannya dan mengungkapkan bahwa Campaign turut serta mendukung kampanye yang berkaitan dengan isu-isu kesehatan mental termasuk untuk para perempuan.

"Kami memiliki dua komunitas yang concern pada masalah kesehatan perempuan, termasuk mental illness. Selain itu kami juga membantu menyuarakan dan menyampaikan awarness agar jangkauannya menjadi lebih luas," tambah Hanny.

Baca: Jangan Remehkan Masalah Kesehatan Mental Remaja, Tangani dengan Langkah Ini

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."