Hari Obesitas Sedunia, Mencegahnya Mulai dari Perhatikan Jumlah kalori Makanan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Menghitung kalori yang diperlukan tubuh bisa membantumu mengatur pola dan menu makan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. (Canva)

Menghitung kalori yang diperlukan tubuh bisa membantumu mengatur pola dan menu makan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. (Canva)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Obesitas merupakan faktor risiko antara terjadinya penyakit tidak menular dan merupakan faktor risiko penyabab kematian ke 5 tertinggi. Kontribusi terbesar obesitas sebagai faktor risiko terjadi pada penayakit jantung, diabetes, dan ginjal. Obesitas juga mengancam anak dan remaja dimana kini semakin sering ditemukan di berbagai negara termasuk Indonesia.

Dalam Rangka Hari Obesitas Sedunia yang jatuh tepat hari ini 4 Maret 2022 Kementerian Kesehatan RI menghimbau untuk bersatu, mencegah, dan mengobati obesitas yang mencapai angka lebih dari 1,9 miliar di dunia dengan usia lebih dari 19 tahun.

Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes, Elvieda Sariwati, menjelaskan mengenai tiga pilar mengenai penanggulangan penyakit tidak menular yang juga tertuang pada Kebijakan Permenkes 71/2015.

“Tiga pilar tersebut adalah promosi kesehatan yaitu bisa dari informasi, edukasi, iklan layanan masyarakat, video, dan media sosial. Lalu ada skrining atau deteksi dini yaitu identifikasi sejak awal kemungkinan adanya faktor penyakit. Terakhir, dengan penanganan kasus yaitu pengobatan di fasyankes sesuai standar,” jelas Elvieda.

Nasi putih mengandung kalori yang lebih tinggi dari nasi merah. (Pexels/Lum3n)

Tertuang juga pada Permenkes Nomor 4/2019 bahwa standar pelayanan minimal bidang kesehatan yaitu pelayanan kesehatan pada usia produktif. Cara pencegahan bisa dilakukan dengan mencermati jumlah kalori dari makanan yang akan kita konsumsi. “Menjamurnya makananan yang tinggi kadar kalorinya menjadi faktor penyebab terjadinya obesitas, banyak makanan yang enak tapi kita perlu mencermati kalorinya berapa,” lanjut Elvieda.

Pencegahan juga bisa diterapkan kepada anak-anak, seperti yang dikatakan Perwakilan Dokter Anak Indonesia, Dr. Winda Pratita, MKed(Ped), Sp(A)K. “Anak itu suka makanan yang manis dan kalorinya tinggi, jika tidak diatasi maka anak akan overweight atau obesitas karena nutrisinya salah. Pencegahannya dengan mengedukasi orang tua, jangan menaruh TV di kamar anak agar tidak keasikan makan terus, harus dijadwal misal 30 menit saja waktu makan,” jelas Winda.

Winda melanjutkan, ada tiga tahap pencegahan yaitu primer, sekunder, dan tersier. “Pencegahan terjadinya gizi lebih dan obesitas terdiri dari 3 tahap, pencegahan primer dengan menerapkan pola makan dan aktivitas yang benar sejak bayi, pencegahan sekunder dengan mendeteksi early adiposity rebound, dan pencegahan tersier dengan mencegah terjadinya komplikasi,” jelasnya.

Edukasi mengenai obesitas harus ditingkatkan dan coba selalu pantau berat badan secara berkala. Selain itu, lakukan aktivitas fisik secara teratur serta terapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Baca: Hari Obesitas Sedunia, Ini 5 Tips Mudah agar Berat Badan Ideal

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."