Tantangan untuk Perempuan dalam Mengejar Mimpi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Tengku Alia Sandra - Head of Railway Engineering Department MRT Jakarta dalam konferensi pers virtual bertema Sukses Lahirkan Lulusan Berprestasi Angkatan Pertama, Glow & Lovely Kembali Hadirkan

Tengku Alia Sandra - Head of Railway Engineering Department MRT Jakarta dalam konferensi pers virtual bertema Sukses Lahirkan Lulusan Berprestasi Angkatan Pertama, Glow & Lovely Kembali Hadirkan "Glow & Lovely Bintang Beasiswa 2022" pada 15 Februari 2022/Glow & Lovely

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Head of Railway Engineering Department MRT Jakarta Tengku Alia Sandra bercerita soal salah satu tantangan yang dialami para perempuan dalam mengejar mimpi. Menurut Alia, sapaan Tengku Alia, salah satu tantangannya adalah karena kurangnya role model wanita. "Kita masih kurang role model. Tantangan sebenarnya datang justru dari luar, bukan dari diri kita sendiri," kata Alia pada acara Konferensi Pers Virtual: Sukses Lahirkan Lulusan Berprestasi Angkatan Pertama, Glow & Lovely Kembali Hadirkan “Glow & Lovely Bintang Beasiswa 2022” pada 15 Februari 2022.

Alia mengatakan tantangan dari luar maksudnya adalah tantangan dukungan dari keluarga atau orang sekitar. Dari pengalamannya, masih banyak orang yang tidak percaya soal kemampuan perempuan. Ia mencontohkan dirinya yang sempat sulit meyakinkan orang-orang di lingkungannya ketika ingin menjadi teknisi. "Mindset yang selama ini ada mengatakan bahwa perempuan tidak boleh jadi teknisi, tidak boleh bekerja di bidang engineering. Justru hal itu yang redupkan semangat perempuan muda," katanya.

Saat sudah bekerja pun ia masih merasakan berbagai aura yang meredupkan semangatnya. Misalnya ketika ia hendak rapat dengan salah satu kliennya. Alia yang saat itu mengenakan hak tinggi sering sekali dikira bukan tim dari teknisi. "Klien itu langsung menghakimi. Katanya 'lain kali yang datang, tim teknisi ya'," kata Alia. "Saya langsung berpikir 'Loh memang dia tidak pernah berpikir bahwa saya ini tim teknisi ya? Hanya karena perempuan jarang jadi tim teknis," katanya.

Ia semakin merasa sedih ketika yang memiliki pola pikir tidak mungkin ada teknisi perempuan itu adalah sesama perempuan lain. "Pikiran itu juga datang dari sesama perempuan. Itu juga yang membuat semangat kita makin redup," katanya.

Alia menduga orang yang berpenampilan seperti dirinya ketika rapat kemungkinan langsung dikira tim sekretaris, atau marketing. "Banyak yang akhirnya kaget ketika tahu saya engineernya," kata Alia.

Glow & Lovely percaya perempuan memiliki kesehatan yang sama untuk maju dan berkembang melalui pendidikan tinggi. Harapannya mereka dapat berkontribusi lebih di bidang yang masih kurang peran perempuan di dalamnya.

Senior Brand Manager Glow & Lovely Imelda Scherers mengatakan timnya memiliki komitmen untuk berkontribusi pada masyarakat yang lebih adir dan inklusif. "Sejalan dengan itu, Glow & Lovely Bintang Beasiswa kembali dibuka untuk 60 perempuan muda yang alami masalah finansial," katanya.

Di tengah makin terbukanya peluang, masih terdapat sejumlah batasan yang menghalangi perempuan menunjukkan kemampuannya, termasuk pada bidang yang belum banyak didominasi perempuan. Salah satunya adalah masuk ke bidang yang belum banyak didominasi perempuan seperti industri STEM (sains, teknologi, engineering dan matematika). 

Baca: Tips Meraih Mimpi Ala Maudy Ayunda, Visualisasikan dalam Jurnal

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."