Perjalanan Mencari Identitas Ulos

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Pagelaran busana dalam peluncuran buku

Pagelaran busana dalam peluncuran buku "Identity in a piece of cloth - The Batak Ulos by Torang Sitorus"/Dok Pri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bertepatan dengan dibukanya gelaran akbar Adiwastra Nusantara di Jakarta Convention Center (JCC) Torang Sitorus meluncurkan bukunya yang berjudul “Identity in a piece of cloth – The Batak Ulos”. Torang Sitorus adalah pemuda Batak yang lahir dan besar di Tarutung Sumatera Utara dan sempat terpilih menjadi satu dari 75 ikon prestasi Pancasila pada tahun 2020 telah mendedikasikan waktunya setidaknya dalam 2 dekade terakhir pada pelestarian wastra Batak, Ulos.

Hingga kini, setidaknya pria 40 tahun ini telah mengoleksi sekitar 2 ribu helai Ulos yang dinilai lengkap untuk semua jenis Ulos yang ada di dunia. Koleksi tersebut merupakan hasil pencarian Torang Sitorus selama kurang lebih 20 tahun yang berasal dari dalam dan luar negeri antara lain daerah Samosir, Bali, Singapura, Belanda, India dan lainnya.

Torang bukan hanya sekedar kolektor. Perjalanannya hingga hari ini sudah ia susun dan pikirkan sejak lama. Torang mengklaim dirinya sebagai sosok yang non – eksklusif, baginya hasil pembangunan harus dapat dirasakan dan dinikmati oleh semua orang. Tidak terkecuali para artisan tenun Ulos. "Ulos adalah harta dan nilai yang tidak terukur dan sangat penting untuk dilestarikan keahliannya," katanya dalam keterangan pers yang diterima Cantika pada 10 Februari 2022.

Peluncuran buku “Identity in a piece of cloth – The Batak Ulos by Torang Sitorus"/Dok Pri

Hal ini juga yang menginisiasi Torang membentuk partonun pada tahun 2016, sebuah program pendampingan bagi artisan tenun Ulos pada aspek kelembagaan, finansial dan teknis pembuatan Ulos yang lebih mumpuni. Hasilnya adalah replikasi Ulos dengan motif dan material pilihan, sehingga dinilai berhasil menempatkan serta mengangkat Ulos di hati masyarakat.

Sambutan hangat dan dukungan positif berdampak baik pada semangat Torang untuk terus berkarya. Baginya, perjalanan dan perjuangan tidak memiliki arti jika hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri. Torang ingin berbagi pengetahuan mengenai Ulos dalam buku yang mengemas dengan cukup rinci tentang perjalanannya itu. Dibutuhkan dedikasi yang tinggi untuk bisa menghasilkan karya yang dinilai baik dan menarik. Torang tidak berpretensi untuk terlihat berbeda dari yang lain, namun dalam buku ini Torang bercerita tentang awal mula mencintai Ulos, filosofi dan pakem budaya Batak.

Pagelaran busana dalam peluncuran buku “Identity in a piece of cloth – The Batak Ulos by Torang Sitorus

Buku ini dilengkapi dengan fotografi untuk 136 koleksi Ulos terbaik disertai dengan penjelasan pada masing-masing Ulos yang akan memancing rasa penasaran pembacanya untuk menyelesaikan seluruh 376 halaman yang luar biasa di dalamnya. “Menyelesaikan buku ini adalah sebuah perjuangan, sebuah harapan dan perwujudan mimpi serta tanggung jawab saya untuk dapat berkontribusi kepada bangsa dan negara. Bagi saya Ulos adalah sebuah hasil budaya yang dapat menjadi salah satu pertahanan dan kekuatan bangsa, yang dapat membuat kita bangga menjadi bangsa Indonesia, yang begitu kaya akan budaya,” kata Torang menjelaskan tentang bukunya.

Acara peluncuran ini juga menampilkan beragam kain Ulos yang dikemas dalam sebuah peragaan busana berkolaborasi dengan kebaya koleksi Rengganis dan Eddy Betty serta perhiasan dari Manjusha Nusantara.

Baca: Bergaya dalam Balutan Gaun Ulos, Kahiyang Ayu Ajak Lestarikan Wastra

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."