Jurus Jitu Pelaku Industri Kecil Menengah Bertahan saat Pandemi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Pengusaha UMKM di Surabaya Novita Rahayu Purwaningsih memproduksi alat pelindung diri atau APD di Surabaya (Foto: Dok.Pribadi)

Pengusaha UMKM di Surabaya Novita Rahayu Purwaningsih memproduksi alat pelindung diri atau APD di Surabaya (Foto: Dok.Pribadi)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Seperti kebanyakan industri lainnya, industri kecil menengah termasuk yang paling terdampak di masa pandemi Covid-19. Dengan adanya pembatasan kegiatan di beberapa wilayah di Indonesia maupun mancanegara, suplai bahan baku atau bahan jadi pun tidak berlangsung seperti biasanya. Penurunan pendapatan juga berdampak pada daya beli masyarakat.

Untuk bertahan situasi itu, para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) tak berdiam diri. Mereka menerapkan strategi yang sesuai dengan kondisi pandemi, yaitu mengubah cara berjualan dan produk yang ditawarkan. 

"Industri kecil menengah tetap produksi, tapi kita mengganti cara pemasarannya. Kita mulai menggandeng marketplace yang ada. Dan, sekarang dengan adanya teknologi, ibu-ibu juga bisa memasarkan lewat whatsapp group," ungkap Reni Yanita, Direktur Jenderal IKMA Kementerian Perindustrian dalam Discusshe Apresiasi Perjuangan Ibu Mendampingi Anak selama Pandemi yang disiarkan langsung di kanal Youtube Tempodotco, Kamis, 23 Desember 2021. 

Di masa adaptasi itu, lanjut Reni, Kementerian Perindustrian berperan dalam memberikan bimbingan dan pendampingan kepada para pelaku IKM. Selain menerapkan cara berjualan secara daring, produk yang dijual juga disesuaikan dengan kebutuhan saat pandemi.

Reni Yanita, Direktur Jenderal IKMA Kementerian Perindustrian. Foto: tangkapan layar Youtube/Tempodotco

"Yang dulu mungkin memproduksi baju muslim misalnya. Dengan melihat kebutuhan akan masker, kemudian juga kebutuhan akan APD banyak, nah ini mengganti proses bisnisnya. Jadi, intinya pandemi tidak membuat kita berdiam diri. Kita terus berproduksi dan meningkatkan produktivitasnya," Reni menjelaskan.

Selain APD, makanan beku atau frozen food juga termasuk komoditi yang mampu membuat pelaku IKM bertahan saat pandemi.

"Sekarang kan banyak berkembang industri kecil menengah yang memproduksi barang-barang yang frozen food. Misalnya ubi, dulu ubi dalam keadaan segar, sekarang juga banyak produksi yang memang meng-cover itu. Kemudian juga ada olahan daging, olahan ikan, itu juga frozen food. Karena tuntutan seperti itu," ungkapnya.

Reni juga mengungkapkan bahwa 47 persen dari 10 juta pelaku IKM adalah perempuan. Untuk terus mengembangkan kompetensi kaum hawa, Kementerian Perindustrian terus mengedukasi dan memotivasi untuk pengembangan diri serta mengingatkan produksi sesuai protokol kesehatan di masa pandemi.

Tak hanya fokus pada para pelaku industri kecil menengah, Kementerian Perindustrian juga mengedukasi orang-orang yang di-PHK untuk berwirausaha.  "Kami juga melakukan kegiatan-kegiatan untuk menggugah ataupun mengembangkan, menumbuhkan jiwa kewirausahaan baru terhadap pelaku-pelaku yang terdampak lewat webinar," tandasnya.

Baca juga: Support UMKM, Food Vlogger Mgdalenaf Bagikan 4 Trik Jelajah Kuliner Pilihan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."