Tips Makan Steak untuk Diet ala Veronica Tan, Cukup Garam dan Merica

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Veronica Tan menikmati daging steak dengan bumbu garam dan merica/Foto: Instagram/Veronica Tan

Veronica Tan menikmati daging steak dengan bumbu garam dan merica/Foto: Instagram/Veronica Tan

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Daging steak menjadi salah satu favorit beberapa penyuka hidangan protein hewani. Menurut Veronica Tan makan daging steak itu mudah, cepatm dan bisa untuk program diet.

"Makan steak itu gampang, cepat, enak dan juga bisa buat program diet karena tidak makan karbo, yang susah itu masaknya, untuk mendapatkan temperature yg pas untuk tingkat kematangan yang sesuai dgn selera kita," tulisnya di laman Instagram, Rabu 8 Desember 2021.

Ibu tiga anak ini mengatakan jika ia masih belajar mengolah daging steak agar sesuai yang diinginkan. Saya sampai sekarang juga masih belajar dari chef2 di @alphaagroindonesiabali.

Menurut Veronica, salah satu tipsnya ialah minim bumbu, terlebih jika kualitas dagingnya sudah bagus. "Wah menyenangkan rasanya waktu dengar mereka bilang, “cukup salt and pepper saja bu, karena dagingnya Alpha Agro kan sudah bagus. “ kalau yg mau liburan ke Bali akhir tahun, jangan lupa mampir ya.

Salah satu cara makan steak enak dan sehat ialah hanya menggunakan garam dan merica/Foto: Instagram/Veronica Tan

Makan cukup protein sangat penting, dan steak adalah sumber yang sangat baik. Penelitian menunjukkan bahwa daging yang tidak diproses, seperti steak, adalah pilihan yang lebih unggul jika dibandingkan dengan daging olahan. Berikut manfaatnya untuk kesehatan.

Mengurangi pengecilan otot

Sarkopenia adalah hilangnya otot secara alami seiring bertambahnya usia. Hilangnya otot menyebabkan risiko cedera yang lebih tinggi dan mengurangi kemandirian untuk manula. Penelitian telah menunjukkan bahwa asupan protein hewani dikaitkan dengan retensi massa otot yang lebih tinggi, bahkan pada orang dewasa yang lebih tua yang tidak berolahraga.

Meningkatkan kekebalan tubuh

Daging sapi menawarkan protein dan seng, dua nutrisi penting untuk sistem kekebalan tubuh. Selain mencuci tangan dan makan banyak buah dan sayuran, porsi steak yang moderat dapat memberikan dukungan nutrisi untuk menangkis flu dan virus.

Menurunkan risiko anemia

Steak menyediakan zat besi dan vitamin B12 yang penting untuk pencegahan anemia.7 Gejala anemia termasuk kelelahan, pusing, sesak napas, pucat, sakit kepala, dan tangan dan kaki dingin. Mengkonsumsi makanan kaya zat besi, seperti steak, dapat membantu mencegah anemia bagi kebanyakan orang.

Membuat jantung lebih sehat

Terlepas dari anggapan sebelumnya, ternyata daging merah saja bukan penyebab penyakit jantung. Studi menunjukkan bahwa daging olahan menimbulkan ancaman lebih besar bagi kesehatan jantung daripada daging segar, seperti steak

Meskipun Anda tidak harus meningkatkan asupan daging merah, memilih steak daripada daging makan siang, misalnya, adalah perubahan yang bermanfaat dengan lebih sedikit natrium dan pengawet. Menyeimbangkan asupan steak Anda dengan buah dan sayuran yang menyehatkan jantung juga akan mengurangi risiko Anda.

Dapat mencegah diabetes

Demikian pula, daging olahan tampaknya menyebabkan risiko diabetes tipe 2 yang lebih besar daripada daging yang tidak diproses, seperti steak. Sementara  makanan laut, kacang-kacangan, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran lebih disukai daripada makan banyak daging merah, daripada memilih steak. 

Perhatikan efek samping

The American Heart Association merekomendasikan untuk membatasi asupan lemak jenuh Anda menjadi sekitar 13 gram per hari.10 Meskipun steak umumnya memiliki lebih sedikit lemak daripada daging giling, itu tetap berkontribusi pada total asupan harian Anda. Perhatikan ukuran porsi dan konsumsi potongan steak yang lebih ramping untuk menghindari peningkatan kadar kolesterol Anda.

Baca: Potret Bahagia Veronica Tan Rayakan Ulang Tahun bersama Kedua Putranya

VERYWELLFIT

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."