Gejala Varian Omicron, Kelelahan, Tak Kehilangan Indera Penciuman dan Perasa

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. REUTERS/Dado Ruvic

Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. REUTERS/Dado Ruvic

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter Afrika Selatan Angelique Coetzee, adalah dokter pertama yang memberi tahu pihak berwenang mengenai pasien dengan varian Omicron mengatakan bahwa gejalanya tidak biasa, tetapi ringan. Dilansir dari The Telegraph, dia mengetahui adanya kemungkinan varian baru saat pasien di tempat praktik miliknya datang awal bulan ini dari ibu kota Pretoria dengan gejala Covid-19 yang tidak masuk akal.

Mereka termasuk orang-orang muda dari berbagai latar belakang dan etnis dengan gejala kelelahan yang hebat dan seorang anak berusia enam tahun dengan denyut nadi yang sangat tinggi. Tetapi, di antara mereka tidak ada yang mengalami kehilangan indera rasa atau penciuman.

“Gejala mereka sangat berbeda dan sangat ringan dari yang pernah saya tangani sebelumnya,” kata Coetzee, dokter umum yang telah memimpin Asosiasi Medis Afrika Selatan selama 33 tahun, di samping menjalankan praktiknya.

Dikutip dari The Telegraph, Senin, 29 November 2021, bahwa pada 18 November silam ketika empat anggota keluarga itu dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala kelelahan berat, dia segera memberitahu komite penasihat negara tersebut. Dia mengatakan, total sekitar dua lusin pasiennya dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala varian baru.

Kebanyakan dari mereka adalah pria sehat yang muncul dengan “perasaan sangat lelah”. Selain itu, setengah dari mereka tidak divaksinasi. “Kami memiliki satu kasus yang sangat menarik, seorang anak, sekitar enam tahun, dengan suhu dan denyut nadi yang sangat tinggi, dan saya bertanya-tanya apakah saya harus menerimanya. Tetapi ketika saya menindaklanjuti dua hari kemudian, dia jauh lebih baik,” ungkapnya.

Dr Coetzee, yang memberi pengarahan kepada asosiasi medis Afrika lainnya pada hari Sabtu, 27 November 2021, menuturkan bahwa semua pasiennya sehat dan dia khawatir varian baru masih bisa menyerang orang tua, terutama mereka dengan penyakit komorbid seperti diabetes atau penyakit jantung.

“Yang harus kita khawatirkan sekarang adalah ketika orang yang lebih tua dan tidak divaksinasi terinfeksi dengan varian baru, dan jika mereka tidak divaksinasi, kita akan melihat banyak orang dengan bentuk penyakit yang parah,” katanya.

Varian B.1.1.529, sekarang disebut omicron, perdana diidentifikasi di Botswana, Afrika, pada 11 November 2021. Varian ini sekarang telah terdeteksi di Afrika Selatan, Inggris, Israel, Belanda, Hong Kong, dan Belgia. Ini adalah bentuk paling bermutasi dari Covid-19 yang ditemukan sejauh ini, dengan 32 mutasi pada protein lonjakan.

Para ilmuwan khawatir bahwa mutasi memungkinkannya menghindari vaksin yang ada dan menyebar dengan cepat. Sementara itu, ilmuwan Afrika Selatan mengatakan bahwa varian Omicron berada di balik ledakan kasus di provinsi Gauteng, yang merupakan rumah bagi kota komersial negara itu, Johannesburg dan Pretoria. Kasus telah meningkat tajam, dari sekitar 550 per hari minggu lalu, menjadi hampir 4.000 per hari pada Senin kemarin.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh Long Covid-19, Kenali Gejala dan Lakukan Pemeriksaan Ini

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."