Tips Menghadapi Bayi yang Ingin Digendong Terus Alias Bau Tangan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi ibu sedang menggendong bayi. (Unsplash/The Honest Company)

Ilustrasi ibu sedang menggendong bayi. (Unsplash/The Honest Company)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Seorang bayi memang sudah menjadi rahasia umum apabila dia selalu ingin dalam dekapan sang ibu. Namun, ada kasus dimana si kecil ternyata tak pernah mau lepas dan selalu menangis ketika di taruh. Masyarakat Indonesia sendiri sering menyebut masalah ini sebagai ‘bayi bau tangan’

Seorang dokter mengatakan bahwa bayi pada dasarnya memang sangat sensitif terhadap sentuhan dan kontak fisik yang dekat. Entah itu skin to skin contact atau metode kangguru yang nyatanya sangat bermanfaat bagi bayi untuk mengatur suhu tubuhnya, dan mengurangi tangisan.

Namun, masalahnya adalah ada kalanya seorang ibu tak sanggup untuk terus menerus menggendong si kecil karena masih adanya berbagai urusan yang perlu diselesaikan. Oleh karena itu, ada berbagai tips yang bisa ibu lakukan agar sang bayi dapat diasuh oleh anggota keluarga lainnya.

Cara mudah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan menggendongnya menggunakan sprei atau kain yang biasa dipakai oleh sang bayi untuk tidur. Hal ini perlu dilakukan karena panas tubuh akan menghangatkan kain tersebut dan ketika ditaruh nantinya bayi tidak akan terlalu mengenali perbedaan suhu.

Lalu, cara kedua adalah jangan langsung menaruh bayi ketika dia sudah tidur. Melainkan, tunggu sebentar hingga si kecil benar-benar telah tertidur lelap. Dan setelahnya, kecil kemungkinan dia akan terbangun kembali ketika sudah ditaruh.

Ada pun hal penting lainnya adalah dengan mengatur pencahayaan saat si kecil tidur. Alasannya adalah agar bayi tahu perbedaan antara siang dan malam, karena siklus tidur bayi sebagian besar ditentukan oleh persepsi cahaya.

Baca: Selain Penuhi Gizi, Simak Manfaat Lain MPASI pada Bayi

LAURENSIA FAYOLA l PINK VILLA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."