Gaya Putri Titian Usai Kerokan, Boleh Dilakukan Asal Tak Ada Keluhan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Putri Titian. Instagram.com

Putri Titian. Instagram.com

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaPutri Titian kerap kali membagikan aktivitasnya melalui akun Instagram pribadinya. Namun kali ini ada yang menarik perhatian publik, yaitu salah satu unggahannya usai kerokan.

Hingga saat ini kerokan masih dilakukan orang Indonesia baik anak kecil maupun orang dewasa. Walaupun dunia medis sudah canggih, tetapi kebiasaan kerokan masih dinikmati dari berbagai golongan.

Seperti aktris cantik Putri Titian pun suka kerokan ketika mendapati kondisi tidak enak badan. Di tengah popularitasnya, tak membuat dirinya terlepas dari kerokan. “#photodump Ocober,” tulisnya di keterangan foto Instagram, pada Jumat, 29 Oktober 2021.

Dalam fotonya terdapat delapan slide, salah satunya terlihat jika istri dari Junior Liem ini melakukan selfie di kaca dengan sebagian besar memperlihatkan bagian punggung dan leher yang baru saja di kerok. Putri Titian mencepol rambutnya dengan jepitan rambut dan ia memakai bra berwarna putih.

Kerokan adalah sebuah terapi pengobatan alternatif untuk gejala masuk angin. Kerokan ini tidak berbahaya asalkan tidak dilakukan terlalu sering. Namun, jika terus-terusan kerokan, itu bisa mengakibatkan banyak pembuluh darah kecil dan halus pecah. Kerokan juga dapat menimbulkan kecanduan karena efek hormon endorfin yang dikeluarkan karena kerokan.

Kerokan sebenarnya boleh-boleh saja dilakukan ketika merasa tidak enak badan karena masuk angin. Namun, jika kamu merasakan adanya keluhan seperti nyeri dada, bisa jadi kamu tengah mengidap gangguan aliran darah ke jaringan otot jantung. Kondisi ini dikenal dengan angin duduk (angina). Terlihat rancu memang, karena gejala yang ditimbulkan hampir sama dengan penyakit lain. 

Baca: Bedanya Makna Menikmati Hidup di Usia 20 dan 30 Tahun ala Putri Titian

ANDINI SABRINA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."