Survei Ungkap Tahun 2021 Banyak Orang Mengalami Cemas, Kamu Termasuk?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Rumah Remedi Indonesia sebagai institusi well-being yang terintegrasi, menggelar Bulan Bahagia bertajuk

Rumah Remedi Indonesia sebagai institusi well-being yang terintegrasi, menggelar Bulan Bahagia bertajuk "Kesehatan Mental untuk Semua"/Foto: Rumah Remedi

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Masih dalam rangka Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh
setiap tanggal 10 Oktober, Remedi Indonesia mengadakan program Bulan Bahagia 2021 dengan tema Kesehatan Mental untuk Semua.

Tema ini terinspirasi dari slogan kampanye World Health Organization (WHO) pada Hari Kesehatan Mental Sedunia 2021 – “Mental health care for all: let’s make it reality” – yang menekankan bahwa Hari Kesehatan Mental Sedunia bukan sekadar advokasi, tapi juga memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk lebih atensi pada peningkatan kualitas kesehatan mental dan saling mendukung satu sama lain.

Isu kesehatan mental yang kini umumnya muncul di antaranya adalah gangguan kecemasan hingga depresi. Menurut data WHO, 5 persen penduduk dunia tengah menderita depresi, dan 1 dari 7 remaja usia 10-19 tahun mengalami gangguan mental yang tidak terdekteksi bahkan tidak mendapatkan pertolongan.

Laman WHO juga menyatakan bahwa isu kesehatan mental yang umum tersebut dapat dicegah dan dirawat melalui terapi rutin dan pengobatan lebih lanjut, sehingga dapat mencegah kondisi perburukan bahkan kematian prematur.

Indonesia baru-baru ini juga dilansir sebuah survei yang dilakukan oleh LPEM FEB UI yang menyatakan bahwa selama pandemi terdapat 39 persen orang khawatir mengalami pemutusan hubungan kerja dan 26 persen orang khawatir upahnya dikurangi.

Khusus di tahun 2021, rata-rata orang mengalami rasa cemas akan masa depan. Untuk itu dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, akademisi dan pihak swasta agar penanganan dan pencegahan terhadap isu kesehatan mental dapat dihadapi dengan baik.

Sejalan dengan semangat Hari Kesehatan Mental Sedunia, Remedi Indonesia akan menyebarkan sebuah well-being dan mental health survey kepada komunitas-komunitas dan kelompok masyarakat umum lainnya. Tujuannya untuk mengetahui kondisi kesehatan mental masyarakat terutama di tengah tekanan wabah virus COVID-19.

Founder Rumah Remedi Indonesia Ferry Fibriandani mengatakan jika survey ini akan dimulai pada awal November 2021 dan masyarakat yang terpilih nantinya akan mendapatkan sesi konseling gratis masing-masing sebanyak 4 kali sesi dari Remedi Indonesia.

Program ini akan dilaksanakan hingga akhir tahun 2021. Selain itu, program Bulan Bahagia ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran atas isu kesehatan mental di Indonesia dengan memperhatikan lima aspek kesejahteraan (well-being), yaitu aspek happiness (kebahagiaan), health (kesehatan secara mental maupun fisik), wealth (berkecukupan
untuk menjalani gaya hidup), wisdom (kebijaksanaan), dan meaningful life (hidup yang bermakna).

"Inisiatif Bulan Bahagia telah dilakukan sejak 2018, rutin setiap tahunnya setiap tanggal 10 Oktober di Hari Kesehatan Mental Sedunia. Melalui Bulan Bahagia, kami berharap Remedi Indonesia dapat memberikan dampak sosial yang positif serta meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya kualitas kesehatan mental untuk meraih hidup dan berkehidupan yang lebih bahagia,” jelas Ferry melalui siaran pers, Kamis 14 Oktober 2021. 

Di tahun-tahun sebelumnya, Bulan Bahagia dilakukan dengan melakukan psikoedukasi kepada masyarakat umum dan juga memfasilitasi well-being program di beberapa komunitas, perusahaan swasta, hingga institusi pemerintahan.

Di luar program Bulan Bahagia, Remedi Indonesia secara rutin mengadakan kelas Meditasi Melepas Stres secara online dan gratis setiap hari Selasa malam. Kelas ini dibuka untuk siapa saja yang membutukan modalitas teknik melepas stres yang mudah dan applicable untuk kehidupan sehari-hari. Informasi kelas lainnya dapat dilihat pada akun instagram Remedi Indonesia, @rumahremedi.id.

Baca: Catat, Ini Sebab Karyawan Baru di Masa Pandemi Kerap Alami Cemas

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."