Marshanda dan 3 Selebritis Ini Concern Berbagi Soal Kesehatan Mental

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Marshanda (Instagram/@marshanda99)

Marshanda (Instagram/@marshanda99)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -Tahukah kamu, jika hari ini 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Tujuan peringatan tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan jiwa. Apalagi, pandemi Covid-19 juga berdampak besar secara psikis bagi masyarakat.

Pada tahun 2021, HKJS akan diperingati dengan tema Kesetaraan Kesehatan Jiwa untuk Semua. Tema ini dipilih karena kesehatan mental merupakan masalah yang dialami oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk seniman Indonesia.

Berikut deretan artis berikut ini kerap membicarakan kesehatan mental melalui talk show dan media sosial:

1. Marshanda

Marshanda juga blak-blakan tentang penyakit bipolar dan depresinya. Dia pernah mengalami saat-saat ketika orang lain mengira dia gila. Namun kini Marshanda telah bangkit dan mengkampanyekan kesadaran kesehatan mental melalui media sosial.

Baru-baru ini, Marshanda juga mengungkapkan efek dari obat gangguan bipolar yang ia konsumsi. Karena harus minum obat, nafsu makan Marshanda semakin tinggi sehingga menyebabkan kegemukan.

Melalui media sosialnya, Marshanda kemudian mengkampanyekan hidup sehat dan tetap percaya diri dengan mengubah bentuk tubuh menjadi mereka yang senasib dengannya. Belakangan, ibu satu anak ini juga membagikan pengalaman healingnya saat di Amerika Serikat bertajuk Marshed.

2. Ariel Tatum

Ariel Tatum, penyanyi, aktris, dan infulencer kesehatan mental. Instagram.com/@arieltatum

Artis pemeran film Selesai Ariel Tatum mengaku pernah mengalami gangguan jiwa saat remaja. Ariel Tatum baru menyadari dirinya mengalami gangguan kesehatan mental saat berusia 11 tahun. Gangguan jiwa ini sempat membuat Ariel Tatum memutuskan untuk vakum dari dunia hiburan tanah air. Dalam prosesnya, Ariel juga sempat berpikir untuk berhenti menjadi artis.

Namun, Ariel Tatum menyadari bahwa ketenarannya sebagai seniman dapat digunakan untuk mengedukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Melalui media sosial, Ariel mengkampanyekan #LetEndTheSame agar kesehatan mental tidak lagi dianggap tabu untuk diperbincangkan. Ariel juga ingin mengubah stigma bahwa orang yang melihat psikolog dan psikiater dianggap gila menjadi berbeda.

Saat ini Ariel tengah mengampanyekan #MenjadiManusia yang concern pada masalah ODGJ atau orang dengan gangguan jiwa. Menurutnya jumlah ODGJ yang terlantar saat ini sangat banyak di Indonesia.

"Seperti manusia lainnya, mereka juga seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan perlakuan yang tepat. Maka dari itu, yukkk bantu aku untuk menyediakan tempat yang lebih layak melalui kampanye @kita.manusia_id," tulisnya di laman Instagram, 15 September 2021.

3. Rachel Venya

Street Style ala Rachel Vennya di New York/Foto: Instagram/Rachel Venya

Masih terekam dengan jelas saat Rachel Vennya akhirnya speak up mengenai kondisnya yang pernah mengidap gangguan bipolar. Kondisi tersebut tampaknya sudah dialaminya sejak kecil. Karena itu, Rachel dilarikan ke profesional agar diagnosis gangguan bipolar terungkap. Namun di lingkungan keluarga, Rachel Vennya disebut kerasukan setan. Beruntung, kondisi ini kini telah ditangani dengan baik.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan mental, Rachel sempat membuat pameran seni bertajuk Raven is Odd sambil mengerjakan salah satu prasyarat skripsi. Dengan Raven is Odd, Rachel ingin mendorong para pejuang kesehatan mental dan memberikan pendidikan tentangnya.

4. Awkarin

Awkarin, selebgram dan pemengaruh. Foto: Instagram/@awkarin

Awkarin juga menggunakan media sosial untuk berbagi kisahnya dalam menangani masalah kesehatan mental. Awkarin rupanya sempat mengalami depresi akibat dibully di media sosial. Menurut Awkarin, menjalani semua ini tidak semudah membicarakan atau menuliskannya. Namun, pemilik nama Karin Novilda ini merasa beruntung karena mendapat dukungan dari sekitar.

Awkarin kemudian berpesan kepada masyarakat untuk mengunjungi psikolog atau psikiater jika mengalami gangguan jiwa. Ia juga mengajak masyarakat untuk memperhatikan orang-orang di sekitar mereka yang menunjukkan tanda-tanda berusaha untuk mengakhiri hidup mereka. 

Baca: Hari Kesehatan Mental, Mulai dengan Tidak Tabu Membicarakan di Media Sosial

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."