Putra Shah Rukh Khan Tersangkut Kasus Narkoba, Pola Asuh jadi Kunci Utama

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi liburan keluarga (pixabay.com)

Ilustrasi liburan keluarga (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Putra Shah Rukh Khan, Aryan Khan digrebek karena kasus narkoba saat sedang pesta di kapal pesiar Cordelia. Mengutip dari Pink Villa, Senin 4 Oktober 2021, putra Shah Rukh Khan termasuk 1 dari 8 orang yang yang ditangkap karena kasus narkoba.

Selain Aryan Khan, ada juga aktor film Arbaz Merchant, dan Munmun Dhamecha yang juga diduga ikut dalam pesta di kapal pesiar. Dhamecha adalah putri seorang pengusaha dari Madhya Pradesh, dan Merchant putra seorang pengusaha kayu.

NCB mengklaim telah menyita 13 gram kokain, 21 gram charas, 22 pil MDMA dan 5 gram mephedrone dan lebih dari 1,3 lakh rupee uang tunai. Seorang pejabat di India mengatakan bahwa putra Shah Rukh Khan telah meminta maaf kepada pejabat di NCB. Dalam Undang-undang negara tersebut kasus narkoba bisa terjerat hukuman setahun atau denda 20.000 rupee.

Penyalahgunaan narkoba bisa terjadi pada siapa saja, termasuk para pesohor dan keluarganya. Ini menjadi tanggung jawab berbagai pihak. Orang tua, sekolah, pemerintah dan lembaga-lembaga terkait perlu bersinergi untuk mengatasi fenomena ini. Hal tersebut dikatakan oleh Psikolog Anisa Cahya Ningrum.

"Pola asuh menjadi kunci utama dalam upaya mencegah keterlibataan anak dalam penggunaan narkoba," ucapnya melalui pesan singkat, Rabu 6 Oktober 2021.

Berikut cara yang yang bisa dilakukan orang tua kepada anak menurut saran Anisa:

1. Memberi perhatian yang cukup

Mengasuh anak tidak bisa dilakukan sambil lalu. Tidak cukup hanya dengan memberi makan dan fasilitas yang baik, namun juga membutuhkan atensi dari orang tuanya. Pastikan anak mendapatkan contoh yang baik dari orang tuanya, agar perilakunya terkontrol dan sesuai norma-norma yang baik.

2. Luangkan waktu bersamanya

Sesibuk apapun, orang tua perlu menyusun agenda khusus dengan anak-anaknya. Gunakan waktu kebersamaan itu untuk mendengarkan keluhannya, harapannya, dan cita-citanya.

3. Pahami dan validasi emosinya

Ketika anak berkeluh kesah, tunjukkan bahwa orang tua memahami perasaannya. Terima perasaannya, seperti apapun bentuknya. Penghakiman dan penolakan atas perasaan anak, akan memberi peluang bagi anak untuk menjauh dari orang tuanya. Segera validasi dengan cara mengulangi ucapan anak tentang perasaannya. Soal nasihat, lakukan nanti, ketika anak sudah merasa nyaman dan mempercayai orang tuanya.

4. Kontrol aktivitasnya dan kenali teman-temannya

Ini menjadi kunci utama, karena aktivitas anak bersama teman adalah pintu yang membukakan anak pada perilaku yang baik atau buruk. Berikan aturan yang jelas dan disertai alasan mengapa aturan itu perlu dipatuhi. Beri kesempatan berargumentasi, agar anak mau menjalani aturan itu dengan suka rela, tanpa paksaan. Pastikan anak memiliki jadwal keseharian dengan aktivitas yang produktif.

5. Kontrol keuangan

Jika orang tua memberikan fasilitas keuangan yang cukup, pastikan anak membelanjakannya secara bertanggung jawab. Biasakan anak untuk mengajukan “proposal” sederhana, ketika meminta uang yang lebih dari biasanya. Ini untuk mengontrol agar anak tidak merasa dibebaskan, boleh berbelanja apapun sesukanya.

6. Kenali dan waspadai gejala awal

Jangan pernah lengah dengan perilaku anak. Jika nampak perubahan perilakunya, maka segera lakukan antisipasi, agar anak tidak terjerumus ke perilaku yang lebih dalam. Gejala yang perlu diwaspadai adalah: berlama-lama mengirung diri di kamar atau toilet, sikap sensitif, mudah tersinggung, mengabaikan perawatan diri, penurunan berat badan, kelopak mata yang cekung, suka berbohong, meminta uang lebih, dan lain-lain.

Baca: Nia Ramadhani dan Suami Terjerat Narkoba, Ini Curahan Hati Ayah Mertua

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."