Anak yang Kehilangan Orang Tua Akibat Covid-19 Rawan Terkena Masalah Psikis

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Konferensi Pers Virtual

Konferensi Pers Virtual "Campaign #BersamaUntukAnak, Upaya SOS Children's Villages Indonesia Menjaga Masa Depan Anak yang Kehilangan Orang Tua Karena Covid-19." pada 30 September 2021/SOS Children's Villages Indonesia

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, Idit Supriadi Priatna mengungkapkan bahwa terdapat 30 ribu lebih anak di Indonesia yang kehilangan orang tua karena pandemi virus corona. “Data terkonfirmasi 30.789 anak,” kata Idit Supriadi saat menyebutkan jumlah anak yang kehilangan orang tua dalam acara Press Conference Virtual #BersamaUntukAnak yang diselenggarakan oleh SOS Children’s Villages pada Kamis, 30 September 2021.

Bahkan, jumlah tersebut masih dapat terus bertambah seiring berkembangnya pandemi covid-19 di Indonesia.

SOS Children’s Villages yaitu lembaga non-pemerintahan yang berfokus pada pengasuhan anak yang ditinggal orang tua, menyebutkan terdapat berbagai permasalahan yang terjadi pada anak yang kehilangan orang tua di saat pandemi.

Dewi Saraswati sebagai perwakilan dari SOS Children’s Villages menyampaikan hasil rapid assessment (mengkaji data secara cepat) yang dilakukan oleh dirinya dan tim di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Semarang, terdapat berbagai permasalahan pada anak yang kehilangan orang tua akibat terpapar virus corona seperti masalah psikis, keuangan, pendidikan dan pengasuhan.

Dewi mengungkapkan anak yang kehilangan orang tua memiliki permasalahan psikis yaitu sosial emosi, berupa perubahan sikap seperti sering melamun, tidak mau bermain keluar rumah, sering tidur dan berdiam diri. “Kehilangan orang tua tentu berdampak bagi anak, sehingga anak secara tidak sadar mempunyai perilaku yang berbeda dari biasanya,” kata Dewi.

Kehilangan orang tua, tidak hanya berdampak pada anak. Dewi menjelaskan bahwa pengasuh juga mengalami beberapa kendala dalam merawat anak. Kendala tersebut seperti kurangnya kesiapan pengasuh secara fisik, mental dan ekonomi dalam merawat anak.

Dewi menceritakan berdasarkan temuannya, anak yang kehilangan orang tua biasanya dirawat oleh orang terdekat seperti kakak kandung, bibi dan paman, nenek atau kakek. Mereka yang belum memiliki pengalaman dalam mengasuh, dan kekurangan secara fisik serta ekonomi menjadi masalah dalam proses pengasuhan. “Pengasuh sudah tidak sanggup secara fisik, malah neneknya dan kakeknya ini yang harus disiapkan oleh cucunya, mental dan ekonomi,” kata Dewi

Berdasarkan masalah tersebut, Direktur Nasional SOS Children’s Villages Indonesia, Gregor Hadi Nitiharjdo menilai pentingnya peran dan dukungan pemerintah pusat maupun daerah untuk membantu anak yang terdampak Covid-19. Tidak hanya itu, dukungan dan peran dari masyarakat juga dibutuhkan dalam mendukung anak-anak yang kehilangan orang tua akibat pandemi. “Kami juga mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk dapat memperkuat jaringan atau hubungan kekerabatan yang masih sedarah dengan anak, sehingga mereka siap menjalankan pengasuhan kekerabatan atau kindcare secara berkualitas,” kata Gregor.

Baca: Penting Beri Apresiasi pada Anak untuk Tumbuhkan Rasa Percaya Diri

FAHIRA NOVANRA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."