Waspada, Insomnia pada Lansia Berisiko Bunuh Diri

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
ilustrasi liburan bersama lansia (pixabay.com)

ilustrasi liburan bersama lansia (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Gangguan yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk tidur, alias insomnia, dapat terjadi pada lansia dengan usia di atas 60 tahun. Insomnia pada lansia dapat mengakibatkan depresi hingga bunuh diri. Menurut Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Anastasia Ratnawati Biromo, insomnia mengakibatkan depresi karena menyebabkan peningkatan sitokin inflamasi, protein yang sama pada pasien depresi.

“Jadi kekurangan tidur ternyata menyebabkan peningkatan sitokin inflamasi, yang juga didapatkan pada individu dengan gangguan depresi,” kata Ana dalam acara virtual Brain Awareness Week Indonesia (BAW Indonesia) 2021 pada Selasa, 21 September 2021.

Ana menyampaikan bahwa secara umum, lansia memang kerap mengalami gangguan tidur. Namun normalnya gangguan tersebut hanya berupa tidur lebih cepat dan bangun lebih awal. Seperti tidur pada pukul 19.00, dan terbangun pada pukul 01.00 dini hari dan tidak dapat tidur kembali. Selama tidur, lansia juga lebih mudah terbangun, hanya karena sedikit stimulus seperti suara bising atau suara benda jatuh. “Perubahan pola irama sirkadian itu juga akan menyebabkan perubahan pola tidur, dimana pasien lansia itu akan tidur lebih sore dan terbangun lebih dini,” kata Ana.

Gangguan tidur atau insomnia yang tidak wajar pada lansia, dapat ditandai dengan ciri berikut :

1. Kesulitan untuk mulai tidur
2. Kesulitan mempertahankan tidur (tidur dalam jangka waktu lama)
3. Terbangun lebih dini dan sulit tertidur kembali
4. Menyebabkan gangguan aktivitas di siang hari (mudah ngantuk)
5. Terjadi selama 3 malam/minggu dalam jangka waktu 3 bulan
6. Tidak disebabkan oleh efek obat/zat dan gangguan kesehatan lain

Insomnia dapat mengakibatkan depresi, bila lansia mengalami perubahan suasana hati sepanjang hari, kehilangan minat dalam beraktivitas, terjadi penurunan atau peningkatan berat badan secara signifikan, proses berpikir dan bergerak yang lambat, mudah lelah, sulit konsentrasi hingga memikirkan kematian atau melakukan percobaan bunuh diri. “5 atau lebih gejala ini bisa didapatkan dalam kurun waktu 2 pekan dan setidaknya salah satu gejala berupa mood depresif atau kehilangan minat atau kesenangan,” kata Ana.

Berbeda dengan anak di usia muda (17 sampai 25 tahun), lansia memiliki kesulitan dalam berekspresi dan menuangkan emosi sehingga hal ini menyebabkan depresi lebih sulit terdeteksi dan berakibat bunuh diri. “Pada lansia ada kesulitan untuk mengekskresikan, lansia nya sendiri susah untuk menarasikan apa yang sedang dirasakan, apalagi kalau lansianya sudah di temani demensia, lebih sulit lagi untuk mengungkapkan apa yang dialami,” kata Ana.

Baca: Tips untuk Insomnia, Trik Ini Bikin Anda Tidur Dalam 2 Menit

FAHIRA NOVANRA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."