Ajarkan Anak Kesenian di Masa Pandemi, Manfaatnya Tidak Hanya Bikin Tenang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Sejumlah anak berlatih tari di Kampung Bali, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 9 September 2020. Di Kampung Bali, pengunjungn dapat mengenal seni dan kebudayaan Bali. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Sejumlah anak berlatih tari di Kampung Bali, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 9 September 2020. Di Kampung Bali, pengunjungn dapat mengenal seni dan kebudayaan Bali. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pendidikan seni ternyata dapat digunakan sebagai strategi mengatasi kegelisahan anak-anak selama pandemi. Perasaan putus asa, ketakutan, kebingungan, dan ketidakberdayaan terwujud ketika virus Covid-19 mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Tekanan yang ditimbulkan oleh gaya hidup baru ini tidak boleh diremehkan, terutama dampak yang ditimbulkannya pada anak. Salah satu cara untuk membantu mengatasi tekanan pada anak adalah melalui seni.

Dilansir dari womensweekly, Rabu 18 Agustus 2021 berikut adalah manfaat seni bagi kejiwaan anak saat pandemi :

1. Buat Anak Tenang
Anak-anak yang masih sangat kecil akan menggunakan bahasa visual sebelum lancar menggunakan bahasa untuk diucapkan. Banyak penelitian telah menunjukkan manfaat seni untuk menenangkan pikiran dan jiwa. Dalam seni, anak-anak dapat belajar mengamati secara perlahan dan melihat secara mendalam. Anak akan benar-benar mendengarkan satu sama lain dan diri mereka sendiri. Tidak terbatas pada menggambar, melukis, musik atau menari, semua bentuk ekspresi kreatif lainnya meningkatkan kesejahteraan mental yang sangat penting bagi perkembangan anak dalam jangka panjang.

2. Bangun Keyakinan Anak
Dalam seni, anak-anak dapat belajar mengamati secara perlahan dan melihat dalam, benar-benar mendengar satu satu dan diri sendiri. Anak-anak tidak berpikir ketika mereka menggambar, kesembronoan ini memungkinkan kemurnian ide yang perlu dirayakan. Seni adalah ruang di mana anak-anak dapat merebut kembali kebebasan dan kekuasaan mereka, dan itu terjadi hanya jika orang tua mendorongnya. Dan ketika kita melakukannya, anak-anak mendapatkan kepercayaan diri saat mereka. Dengan mengasah keterampilan observasi dan apresiasi terhadap estetika di dunia di sekitar mereka, timbul rasa percaya diri pada anak. Seni adalah latihan yang terus-menerus mengundang untuk dengan berani menyelidiki hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya.

3. Cara Menghubungkan Kembali
Pandemi Covid-19 telah membawa perasaan cemas, frustrasi, sedih dan stres baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Orang dewasa mungkin lebih baik dalam mengungkapkan rasa secara verbal, tetapi kebanyakan anak mungkin tidak dapat melakukannya. Ketika mereka anak tidak dapat menggambarkan emosi mereka, perasaan besar itu tetap terkurung di dalam diri mereka yang kecil dan mungkin itu akan muncul sebagai amukan. Atau, anak akan menutup diri dari dunia. Pendidikan seni bahkan lebih penting bagi anak-anak selama pandemi virus Covid-19. Seni dapat mematahkan penghalang ruang dan waktu sehingga menghubungkan kembali anak-anak dengan diri mereka yang tak terbatas dan orang lain. Seni dapat berfungsi sebagai cara anak menenangkan indra, menjernihkan pikiran dan bekerja sebagai media mengungkapkan ekspresi dari suara batin.

4. Seni Sebagai Ekspresi, Bukan Sebagai Silabus
Seni tidak harus dibuat sebagai keterampilan teknis yang diajarkan dalam struktur yang kaku. Manfaatkan barang-barang sehari-hari, bahkan bahan yang mudah rusak seperti krim cukur atau pasir untuk karya seni. Manfaatkan juga bahan dari alam seperti batu, tongkat atau daun. Itu juga dapat memberikan pelajaran yang lebih mendalam tentang ketidakkekalan dalam kehidupan itu sendiri. Bekerja dengan alat yang berbeda dan tidak biasa membantu menghilangkan rasa tekanan dan memberikan pengalaman yang lebih bermakna bagi anak-anak.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."