Pandemi, Ini Keluhan Paling Banyak yang Dialami Ibu Menyusui

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi menyusui. MomTricks

Ilustrasi menyusui. MomTricks

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter spesialis anak S.T. Andreas mengatakan selama pandemi, ia mendapatkan banyak sekali keluhan dari ibu menyusui. Menurut Andreas, para ibu mengatakan pandemi memang membuat para ibu bekerja dari rumah. Sayangnya hal itu pun diikuti dengan beban tugas yang banyak untuk para ibu, khususnya yang bekerja. "Waktu pun tidak terkontrol soal target kerjaan. Jadi stres meningkat dan akhirnya produksi air susu ibu atau ASI pun menurun," kata Andreas dalam talkshow virtual bertajuk 'New Parents Amidst the Covid-19 Pandemic' pada 7 Agustus 2021.

Andreas menambahkan bahwa pekerjaan yang banyak dan tidak mengenal waktu itu pun membuat para ibu sulit untuk menyusui secara langsung untuk para buah hati. "Saat pumping juga berkurang sehingga produksi menurun. Kita tahu semakin sering dilakukan pengosongan payudara, semakin banyak produksi ASI," kata Andreas.

Kekhawatiran lain yang juga dialami para ibu, khususnya ibu yang bekerja ke kantor adalah potensi terpapar Covid-19 yang semakin tinggi. "Otomatis anak berpotensi untuk terinfeksi Covid-19 pun semakin besar," katanya.

Salah satu solusi yang ditawarkan Andreas adalah dengan memberikan ASI rutin secara langsung dan memompa ASI. "Penting pula membagi waktu dengan tepat antara pekerjaan dan mengasuh anak," katanya.

Ia pun meminta agar para ibu rutin melakukan pemeriksaan screening Covid-19 ketika masih bekerja di kantor. "Serta memakai protokol kesehatan yang tepat seperti masker serta cuci tangan," katanya.

Talkshow bertajuk New Parents Amidst the Covid-19 Pandemic/Philips

Andreas mengingatkan kembali bahwa ASI mengandung antibodi yang diperlukan untuk bayi. Jika ibu menyusui terinfeksi, bayi harus dirawat oleh anggota keluarga yang sehat. Walau begitu ia pun tetap menganjurkan agar para ibu memberikan ASI dengan memompa ASI jika kondisi fisik memungkinkan menyusui secara langsung. “ASI tidak membawa virus dari ibu yang terinfeksi. ASI hanya bisa terkontaminasi jika, selama proses menyusui atau memompa, ada droplet si ibu yang jatuh ke dalamnya atau mengenai si kecil,” kata Andreas mengingatkan.

Penyintas Covid-19 yang juga presenter, Cherisha Lidia bercerita bahwa ketika sang suami dan dirinya serta bayinya terpapar penyakit tersebut, si kecil baru berusia satu bulan. Ia memahami pentingnya ASI bagi bayi, karena dapat memberikan antibodi yang diperlukan bayi saya untuk melawan virus dan bakteri. "Jadi ketika saya dinyatakan positif Covid-19, tanpa ragu saya tetap memberikan ASI bagi bayi saya. Saya berkonsultasi dengan dokter spesialis anak dan dianjurkan untuk terus memberikan ASI. Saya, melakukannya dengan memompa ASI sambil mengikuti protokol kesehatan yang ketat,” kata Cherisha.

Royal Philips ikut merayakan Pekan Menyusui Sedunia 2021 lalu dengan mengadakan sesi edukasi untuk membantu orangtua baru menghadapi berbagai tantangan, terutama selama masa pandemi yang sedang berlangsung. Melalui Philips AVENT, merek perawatan ibu dan anak, Philips bekerja sama dengan Shopee untuk mendukung ibu baru agar tetap bisa menyusui selama masa sulit ini.

Presiden Direktur Philips Indonesia Pim Preesman mengatakan membesarkan bayi di masa pandemi pastinya menghadirkan tantangan yang sulit, terlebih lagi bagi orang tua baru. "Kami menyadari masalah ini dan berharap Philips AVENT New Parents Class yang dipimpin oleh dokter spesialis anak dapat memberikan informasi yang sangat dibutuhkan,” kata Pim Preesman.

"Kami ingin membantu orangtua untuk merasa percaya diri dalam menghadapi setiap tantangan dan menikmati momen-momen spesial mereka dengan anak-anaknya selama masa menyusui dan memberikan makan,” katanya Pim Preesman menambahkan.

Baca: Nutrisi yang Baik untuk Diet Ibu Menyusui

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."