Ramai Pamer Saldo ATM Dinilai Meresahkan, Bisa Memicu Dampak Psikologis

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi mesin ATM (Pixabay.com)

Ilustrasi mesin ATM (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Di jagat media sosial, belakangan ini sedang viral tren pamer saldo tabungan melalui tantangan review atau pamer saldo ATM. Tren ini, dinilai bisa menimbulkan dampak buruk secara psikologis bagi masyarakat, apalagi di tengah kondisi sulit masa pandemi sekarang ini.

Psikolog dari Universitas Indonesia, A. Kasandra Putranto, ada orang yang dapat menerima tren tersebut dengan reaksi biasa, ada yang menjadi terbeban, ada yang menjadi iri atau bahkan tertekan. Fenomena itu ramai di media sosial akibat ulah sebagian masyarakat yang berlomba-lomba mengejar ketenaran dan keberuntungan.

Pandemi Covid-19 tak hanya menimbulkan kebiasaan baru di masyarakat. Tekanan akibat pembatasan aktivitas sosial secara fisik, termasuk work from home menjadi salah satu faktor munculnya tren-tren baru pada masyarakat, khususnya di media sosial. Salah satunya yang sedang viral adalah pamer saldo ATM di media sosial Tik Tok.

"Pada dasarnya, di masa kini, semua orang berlomba-lomba mengejar fame and fortune (ketenaran dan keberuntungan). Berbagai upaya dimaksimalkan untuk menggapai cita-cita tersebut di era digital ini," katanya.

Risiko yang bisa dialami masyarakat akibat tren itu, menurut Kasandra, bermacam-macam tergantung dari kondisi psikologis masing-masing orang. Namun yang jelas, tren itu bisa menimbulkan bagai efek bagi masyarakat. Menurut Kasandra, media sosial dan aktivitas di dalamnya sangat berdampak besar bagi kesehatan mental seseorang.

"Sekarang muncul fenomena adiksi medsos yang membuat seseorang terganggu fungsi kehidupannya, sehingga lalai melakukan hal-hal penting dalam hidupnya," jelas Kasandra memberikan contoh.

"Serba instan, ingin segera memperoleh apa yang diinginkan, bahkan banyak kejahatan mengintai di balik media sosial. Mulai dari kekerasan (fisik), kekerasan seksual, penipuan, perampokan, judi online, sampai ancaman pembunuhan," tuturnya.

Beraktivitas di media sosial berlebihan dan bukan untuk hal-hal positif, Kasandra menegaskan, bisa menimbulkan dampak buruk psikologis. Banyak dari sebagian masyarakat yang merasa stres akibat terlalu banyak terpapar medsos.

Itulah alasan mengapa harus membatasi aktivitas tidak perlu di media sosial. Jika sudah sampai merasa stres, Kasandra menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan psikolog klinis atau psikiater. "Tetapi tentu saja lebih baik mencegah daripada mengobati."

Kasandra juga mengingatkan orang-orang yang terlibat dalam pamer saldo ATM untuk tetap membayar pajak penghasilan yang diperoleh. "Jangan lupa pamer saldo bakal dikejar Ditjen Pajak lho ya. Jangan lupa lapor pajak untuk setiap penghasilan yang diperoleh. Karena pajak digunakan untuk membangun negeri," kata Kasandra.

Baca:Kesehatan Mental Perlu Terjaga, Perhatikan 5 Pilar Penentu Ini

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."