Laurel Hubbard, Atlet Angkat Besi Transgender Pertama di Olimpiade

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Lifter asal Selandia Baru, Laurel Hubbard saat bertanding di Gold Coast 2018, di Carrara Sports Arena 1, Australia, 9 April 2018. Laurel Hubbard akan turun di nomor +87 kilogram putri Olimpiade Tokyo 2021. REUTERS/Paul Childs

Lifter asal Selandia Baru, Laurel Hubbard saat bertanding di Gold Coast 2018, di Carrara Sports Arena 1, Australia, 9 April 2018. Laurel Hubbard akan turun di nomor +87 kilogram putri Olimpiade Tokyo 2021. REUTERS/Paul Childs

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Atlet Angkat besi Selandia Baru, Laurel Hubbard telah membuat sejarah dengan menjadi atlet transgender pertama yang berkompetisi di Olimpiade Tokyo 2020

Berkompetisi dalam kategori di atas 87 kg, Hubbard melakukan overbalance pada bobot pembukaannya yang 120kg, sehingga mengambil palang di belakang bahunya.

Debut kontroversial Hubbard, seperti yang dilansir dari laman New Sky, Selasa 3 Agustus 2021, membuatnya menjadi atlet angkat besi transgender terbuka pertama yang berkompetisi dalam olahraga individu dalam 125 tahun sejarah Olimpiade.

Setelah keluar dari kompetisi, dia berkata: "Tentu saja, saya tidak sepenuhnya menyadari kontroversi yang melingkupi partisipasi saya dalam Pertandingan ini."

Lifter asal Selandia Baru, Laurel Hubbard saat bertanding di Gold Coast 2018, di Carrara Sports Arena 1, Australia, 9 April 2018. Laurel Hubbard akan menjadi atlet transgender pertama yang tampil dalam Olimpiade Tokyo 2020. REUTERS/Paul Childs/File Photo

"Dan, karena itu, saya secara khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada IOC, karena, menurut saya, benar-benar menegaskan komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip Olimpiade, dan menetapkan bahwa olahraga adalah sesuatu untuk semua orang. Menjadi inklusif dan dapat diakses," lanjut Hubbard. 

Dia juga berterima kasih kepada Federasi Angkat Besi Internasional, karena "mereka juga telah menunjukkan bahwa angkat besi adalah kegiatan yang terbuka untuk semua orang di dunia," serta orang-orang Jepang yang menjadi tuan rumah Olimpiade selama pandemi COVID-19.

Hubbard membuat gerakan hati kepada penonton dengan tangannya saat dia meninggalkan arena kompetisi. Transgender berusia 43 tahun itu hampir dua kali usia rata-rata para pesaingnya dan, setelah menggeser 285 kg selama kualifikasi, ia juga menjadi salah satu yang terkuat di lapangan.

Baca: Sarah McBride, Transgender Pertama yang Terpilih jadi Senator di Amerika Serikat

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."