Bukan Cuma Gaya-Gayaan, Ini 5 Alasan Pentingnya Pakai Behel

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Wanita mengenakan kawat gigi atau behel. Unsplash.com/Rainier Ridao

Wanita mengenakan kawat gigi atau behel. Unsplash.com/Rainier Ridao

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Masih banyak orang menganggap bahwa behel digunakan hanya untuk gaya-gayaan. Padahal dengan menggunakan kawat gigi untuk meratakan gigi, seseorang bisa senyum penuh percaya diri. Biasanya orang dengan gigi yang tidak selaras atau berantakan akan minder saat hendak tersenyum.

Tak hanya untuk anak atau remaja, kawat gigi juga bisa digunakan oleh orang dewasa jika disarankan oleh dokter gigi. Bukan hanya estetika, tujuan penggunaan kawat gigi adalah memperbaiki fungsi mulut secara keseluruhan. Jadi, baiknya pengguna kawat gigi bukan hanya untuk tren penampilan semata. Dilansir dari Indianexpress, Rabu 28 Juli 2021 Kepala gigi di Peserta Kesehatan Keluarga Healthspring, Dr Megha Bansode mengatakan jika kawat gigi bisa dilakukan sejak usia 7 tahun. "Inisiasi perawatan dapat bervariasi pada orang antara 9-14 tahun. Meskipun tidak ada batas usia, itu tidak berarti seseorang harus menunda perawatan," katanya.

Dr Bansode mencantumkan beberapa tanda dan gejala untuk mempertimbangkan kawat gigi:

1. Gigi yang tampak bengkok
Tidak hanya menghambat senyum, gigi yang tumbuh bengkok juga sulit untuk mempertahankan kebersihan mulut dengan menyikat atau flossing. Makanan sering terjebak di antara gigi, menyebabkan napas buruk dan penyakit gusi. Pertumbuhan gigi yang jumlahnya melebihi ruang gusi bisa membuat pertumbuhan gigi jadi bengkok. Kondisi cukup umum terjadi. Kawat gigi menyelaraskan gigi bengkok memberi untuk senyum sempurna.

2. Kesenjangan antara gigi
Biasanya terjadi ketika ukuran gigi lebih kecil dibandingkan dengan tulang rahang. Kesenjangan dapat menyebabkan kebiasaan seperti mengisap jempol atau menyodorkan lidah. Spasi pada gigi menyebabkan gusi di antara gigi menjadi rentan terhadap peradangan karena penginapan makanan dan akumulasi plak. Dengan bantuan kawat gigi, celah dapat ditutup.

3. Gigitan bermasalah dan kesulitan bicara
Gigitan dihasilkan dari susunan gigi atas dan bawah ketika mulut ditutup. Gigitan yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah bicara atau pengucapan yang tidak tepat. Kondisi ini juga mengarah pada penggilingan yang tidak semestinya dan mengenakan gigi. Jika tidak diobati, ini dapat menyebabkan sensitivitas yang parah dan mudah melepaskan gigi. Bahkan kesulitan dalam mengkonsumsi makanan panas atau dingin. Karenanya, koreksi tepat waktu dari masalah ini adalah penting.

4. Kesulitan dalam mengunyah atau fungsi
Gigi yang tidak selaras juga dapat dikaitkan dengan lidah yang sering tergigit, pipi tergigit, atau bibir tergigit saat mengunyah makanan. Menelan makanan juga sulit dalam kasus-kasus tertentu. Salah satu fungsi utama gigi adalah dengan benar menggiling makanan, dan karena gigi yang tidak selaras tidak bertemu satu sama lain mengunyah jadi tidak efisiensi mengunyah.

5. Rahang nyeri
Sakit rahang dan sakit kepala dapat dikaitkan dengan gigi yang tidak selaras. Gigitan yang tidak merata dapat menyebabkan tekanan dan tekanan yang tidak semestinya pada tulang rahang. Ini menyebabkan rasa sakit di sendi, yang menyebabkan sakit kepala. Mengklik atau popping dapat dirasakan di sekitar rahang saat membuka dan menutup mulut. Seseorang dapat mengalami rasa sakit di sekitar daerah telinga dan rahang di pagi hari. Gejala-gejala ini dikaitkan dengan gangguan TMJ (sendi temporomandibular). Pengobatan ortodontik sangat disarankan, salah satunya penggunaan kawat gigi.

Baca: Pakai Kawat Gigi? Ahli Menyarankan Anda Menghindari Makanan Ini

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."