Hari Anak Nasional, Yuk Kenali Pola Asuh Penuh Kesadaran

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi makan bareng keluarga. Unsplash.com/Pablo Merchn Montes

Ilustrasi makan bareng keluarga. Unsplash.com/Pablo Merchn Montes

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sebagai pendidik utama dalam keluarga, orang tua seringkali menghadapi banyak tantangan dan persoalan dalam pola asuh yang mereka terapkan. Apalagi bagi para pasangan yang baru memiliki momongan.

Pada dasarnya, permasalahan itu muncul karena komunikasi antara orang tua dan anak yang kurang efektif. Mindful parenting atau mengasuh dengan penuh perhatian adalah salah satu cara yang dapat dipraktikkan untuk menciptakan komunikasi efektif dengan anak.

Dilansir dari Healthline, Jumat 23 Juli 2021, gagasan pengasuhan itu telah ada sejak tahun 1997, memegang prinsip perhatian penuh pada banyak situasi dalam keluarga Anda.

Tujuan membawa perhatian penuh ke dalam pola asuh adalah untuk menanggapi perilaku atau tindakan anak dengan penuh pertimbangan dibandingkan sekedar bereaksi.

Pola asuh itu mengharuskan Anda memiliki penerimaan untuk anak Anda dan diri sendiri. Untuk menerapkan pola asuh ini, Anda perlu memiliki beberapa keterampilan.

Mendengarkan
Saat mendengarkan anak, Anda harus benar-benar melakukannya dan mengamati dengan penuh perhatian. Hal ini memang membutuhkan banyak kesabaran dan latihan. Selain mendengarkan, Anda juga harus memperhatikan lingkungan seperti pemandangan, bau, atau suara di sekitar Anda dan anak Anda.

Menerima
Sikap penerimaan yang tidak menghakimi juga diperlukan dalam pola asuh ini. Tidak menghakimi juga berarti melepaskan harapan yang tidak realistis dari anak Anda. Pada akhirnya, penerimaan 'apa adanya' adalah tujuan dari sikap ini.

Kesadaran emosional
Menerapkan pola asuh penuh perhatian membutuhkan kesadaran untuk interaksi pengasuhan meluas dari orang tua ke anak. Memodelkan kesadaran emosional adalah kunci untuk mengajar anak Anda melakukan hal yang sama. Sebab, selalu ada emosi yang mempengaruhi situasi.

Regulasi diri
Melakukan regulasi diri berarti tidak membiarkan emosi Anda memicu reaksi langsung, seperti berteriak atau perilaku spontan lainnya. Singkatnya, Anda harus berpikir sebelum bertindak untuk menghindari reaksi berlebihan.

Kasih sayang
Mungkin terkadang, Anda tidak setuju dengan tindakan atau pola pikir anak Anda. Namun, pola asuh penuh perhatian ini mendorong orang tua untuk berbelas kasih. Pola asuh ini akan melibatkan empati dan memahami posisi anak Anda.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."