Seluk-beluk Toner untuk Merawat Wajah, Awalnya untuk Remaja Kulit Berminyak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi membersihkan wajah dengan toner. Shutterstock.com

Ilustrasi membersihkan wajah dengan toner. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Awalnya, toner dirancang untuk mengatasi jerawat bagi remaja berkulit berminyak. Seiring berjalannya waktu, toner kian populer karena menjadi salah satu rangkaian wajib dalam 10 langkah perawatan kulit wajah ala Korea, ungkap Christine Choi Kim, MD, dokter kulit untuk The Body Shop, dikutip dari laman Women's Health, Rabu, 7 Juli 2021.

Dokter Kim menjelaskan toner berfungsi mempersiapkan kulit wajah untuk menyerap pelembap dan serum. Berkhasiat pula menyingkirkan kelebihan minyak dan kotoran yang membandel atau sisa riasan di wajah Anda usai mencuci wajah. Tak hanya itu, toner pun berperan mengatasi jerawat, menghidrasi, dan cegah penuaan dini.

"Secara historis toner digunakan sebagai cara untuk menyeimbangkan pH kulit setelah menggunakan produk sabun alkali untuk pembersihan," ujar Rebecca Kazin, MD, dokter kulit di Washington DC, Amerika Serikat. "Sekarang berkat kandungan pembersih wajah lebih pH seimbang dan lembut, toner telah berkembang menjadi kategori produk perawatan kulit sendiri."

Toner biasanya digunakan setelah mencuci muka dan sebelum menggunakan serum atau pelembap. Bagaimana cara mengaplikasikannya? Basahi kapas dengan toner, lalu usapkan ke seluruh wajah dan leher. Bila ingin mengaplikasikan tanpa kapas, letakkan beberapa tetes toner ke telapak tangan Anda dan kemudian pijat lembut ke wajah dengan jari-jari tangan.

Baca juga: 5 Alasan Anda Tidak Boleh Melewatkan Toner dalam Perawatan Wajah

Anda disarankan memakai toner di pagi hari dan malam hari. Tetapi jika kulit Anda menjadi kering atau mudah iritasi, cobalah sekali sekali atau dua hari sekali. Untuk formula yang lebih astringen (dirancang untuk kulit berminyak atau berjerawat), disarankan menggunakannya setiap dua hari sebelum ditingkatkan secara bertahap.

Lantas, amankah toner digunakan untuk semua jenis kulit? Jika Anda memiliki warna kulit yang lebih gelap, Anda harus memilih toner tanpa alkohol.

"Orang dengan warna kulit lebih gelap cenderung lebih rentan terhadap pigmentasi yang tidak merata. Pada dasarnya, alkohol sangat mengeringkan kulit dan bisa membuat Anda terlihat bersisik atau pucat, jika tidak berhati-hati," jelas Marina Peredo, MD, seorang dokter kulit yang berbasis di New York.

Untuk kulit berminyak, Estee Williams, MD, dokter kulit di New York, Amerika Serikat, menekankan pentingnya kombinasi kandungan asam glikolat dan salisilat untuk menjaga kulit berminyak tetap matte sepanjang hari.

Bagi pemilik kulit wajah kering, dokter Kim merekomendasikan toner dengan kandungan serum dan bertekstur gel atau losion.

Selain bahan-bahan di atas, kandungan apa saja yang sebaiknya ada di dalam toner? Dokter Kim menyarankan kandungan air mawar untuk hidrasi, 
chamomile bersifat menenangkan, minyak pohon teh untuk melawan minyak dan bakteri. Bukan itu saja, lidah buaya juga berkhasiat menenangkan peradangan dan kemerahan serta Vitamin E untuk hidrasi.

Jika Anda usai melalukan perawatan laser atau waxing, hindari toner dengan kandungan alkohol, Vitamin C, atau retinol. "Orang dengan kulit sensitif mungkin memiliki reaksi negatif terhadap penggunaan toner (dengan kandungan di atas) usai perawatan laser atau waxing karena bisa menyebabkan kulit menjadi lebih kering," ungkap dokter Peredo.

"Toner dengan kandungan witch hazel biasanya aman digunakan usai waxing atau laser hair removal karena itu adalah bahan yang menenangkan," tambahnya.

Terakhir yang perlu diingat, sebelum Anda menggunakan jenis toner baru apa pun, pastikan untuk mengujinya di bagian kecil kulit, selain wajah, untuk memastikan Anda tidak memiliki reaksi negatif terhadap produk tersebut. 

Baca juga: Bingung Memilih? Ini Perbedaan Hydrating Toner dan Exfoliating Toner

NATHASYA ESTRELLA | WOMEN'S HEALTH

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."