Olahraga Berlebihan Bisa Menghambat Penurunan Berat Badan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
ilustrasi olahraga berpasangan (Pexels.com)

ilustrasi olahraga berpasangan (Pexels.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak orang memilih untuk melakukan olahraga dengan kuantitas tinggi demi menurunkan berat badan. Berapa banyak sebenarnya waktu yang diperlukan untuk seseorang berolahraga? Vice President, Worldwide Sports Performance and Fitness, Herbalife Nutrition Samantha Clayton mengatakan penting sekali bagi seseorang untuk mengetahui batas kemampuan diri saat melakukan olahraga. Sehingga olahraga yang dilakukan tidak berlebihan.

Banyak hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan olahraga. "Melakukannya secara berlebihan sama berbahayanya dengan tidak melakukan sama sekali" kata Samantha dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 26 Juni 2021.

Berikut beberapa alasan mengapa melakukan olahraga terlalu berlebihan itu berbahaya.

1. Olahraga berlebihan dapat menghambat penurunan berat badan
Melakukan aktivitas fisik secara ekstrem akan memperlambat metabolisme, karena tubuh akan mencoba menghemat energi yang berharga, sehingga menyebabkan tubuh membakar lebih sedikit kalori. Selain itu, memaksimalkan tingkat intensitas berolahraga tanpa istirahat yang cukup dapat merangsang pelepasan kortisol, hormon stres akan muncul dan menyebabkan penambahan berat badan.

2. Otot perlu istirahat
Aktivitas olahraga dapat menyebabkan robekan kecil di serat-serat otot dan saat proses penyembuhan, otot akan mengalami pertumbuhan. Tanpa waktu penyembuhan dan nutrisi yang cukup, pertumbuhan otot tidak akan beregenerasi dengan baik. Oleh karena itu harus ada waktu untuk beristirahat, melakukan peregangan terlebih dahulu, dan mengembalikan energi, sehingga otot akan kembali pulih dengan cepat.

3. Olahraga berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan secara keseluruhan.
Kasus melakukan olahraga berlebihan yang parah dapat menyebabkan kelelahan, dehidrasi, cedera serius, dan bahkan rhabdomyolysis—suatu kondisi yang terjadi ketika jaringan otot rusak dan serat otot memasuki aliran darah Anda, yang berpotensi merusak jaringan hati.

Jadi, berapa lama sebaiknya olahraga yang baik dilakukan? Samantha mengatakan mengatur waktu untuk olahraga berat menjadi 3-4 hari selama seminggu dan menyisakan 1-2 hari untuk istirahat adalah ide yang baik. "Anda harus dapat menyeimbangkan gaya hidup dengan berolahraga rutin dengan asupan nutrisi yang baik. Pelajari juga bagaimana protein, karbohidrat dan lemak dapat mempengaruhi kinerja atletik," katanya.

Worldwide Sports Performance and Fitness, Herbalife Nutrition Samantha Clayton/Herbalife

Ingat, hanya kita sendiri yang tahu keadaan tubuh, jadi disarankan selalu memperhatikan apa yang dirasakan oleh tubuh kalian. Lakukan hingga cukup, akan tetapi jangan paksa sampai titik kelelahan.

Olahraga dapat memberi hasil yang sempurna ketika dilakukan secara konsisten di tengah rutinitas harian. Dengan begitu akan menjadi strategi untuk kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup Anda. Secara rutin mencatat untuk memantau aktivitas olahraga selama satu minggu. Jangan lupa meluangkan waktu untuk beristirahat.

"Berikut adalah jadwal latihan-istirahat pribadi saya untuk memberi Anda gambaran tentang bagaimana saya merencanakan kegiatan satu pekan saya," katanya.

1. Senin: Lari dan gym, tingkat intensitas tinggi
2. Selasa: Bersepeda dan yoga, tingkat intensitas sedang
3. Rabu: Latihan interval berat badan, tingkat intensitas tinggi
4. Kamis: Hari istirahat aktif untuk jalan santai atau hiking, tingkat intensitas rendah
5. Jumat: Bersepeda dan lari dengan intensitas sedang namun durasinya lama
6. Sabtu: Istirahat aktif untuk rekreasi keluarga berenang, dayung, tingkat intensitas rendah
7. Minggu: Istirahat

“Saya biasanya menyesuaikan tingkat intensitas dan durasi latihan saya untuk memastikan latihan saya bebas stres dan menyenangkan,” kata Samantha.

Baca: Olahraga Cukup 30 Menit Sehari, Ini Tips Menyusun Agenda Dalam Sepekan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."