6 Makanan yang Bantu Meningkatkan Perkembangan Otak Anak, Ada Jeruk dan Telur

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi putih dan kuning telur. pixabay.com/Baljeet Singh

Ilustrasi putih dan kuning telur. pixabay.com/Baljeet Singh

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menyantap makanan bergizi salah satu faktor yang meningkatkan perkembangan otak anak. Selama masa kanak-kanak, nutrisi tertentu sangat bermanfaat bagi otak yang sedang berkembang dan fungsinya.

Nutrisi ini disediakan dalam jumlah yang signifikan oleh makanan yang kita sebut sebagai makanan otak. Protein, zat besi, dan seng diperlukan untuk perkembangan otak sejak usia dini. Untungnya, nutrisi ini dapat ditemukan pada daging sapi, daging unggas gelap, kacang-kacangan, dan biji-bijian tertentu. Berikut sederet makanan yang baik untuk perkembangan otak anak seperti yang disampaikan oleh ahli gizi Vidhi Chawl, dikutip dari Pink Villa, Kamis, 3 Juni 2021.

1. Telur

Telur memiliki vitamin yang tinggi dan nutrisi lainnya yang membantu kesehatan otak. Kolin, yang ditemukan dalam kuning telur, merupakan komponen penting dari membran sel yang digunakan tubuh untuk membuat neurotransmitter penting dan sinyal membran sel. Telur juga telah terbukti memainkan peran penting dalam perkembangan otak janin atau bayi. Telur juga merupakan sumber protein yang baik dan akan membuat anak Anda kenyang lebih lama.

2. Kacang

Kacang dan biji-bijian adalah tambahan sederhana untuk diet anak Anda yang dapat bermanfaat bagi kesehatan otak dan jantung. Kacang mengandung banyak protein, asam lemak essensial, zat besi, dan seng. Selain itu, juga mengandung vitamin E, yang dapat meningkatkan fungsi kognisi dan mencegah kerusakan akibat radikal bebas yang dapat menyebabkan penurunan mental. Kenari, khususnya, kaya akan asam lemak omega-3, yang mendukung kesehatan otak.

3. Beri dan jeruk

Kandungan antioksidan berlimpah dalam buah-buahan, terutama buah beri. Berkat kandungan anthocyanin dan flavonoid lainnya, yang telah terbukti memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan. Stres oksidatif dan peradangan dapat berdampak negatif pada proses neurologis. Makan makanan yang tinggi antioksidan dapat membantu dalam pencegahan penurunan mental.

Buah-buahan yang kaya vitamin C, seperti jeruk, adalah pilihan yang baik untuk menjaga otak anak Anda tetap sehat dan waspada. Vitamin C dalam buah-buahan telah ditunjukkan dalam penelitian untuk melindungi terhadap kerusakan mental dan meningkatkan kesehatan otak.

Baca juga: 5 Makanan dan Minuman Penyebab Bad Mood, Termasuk Pemanis Buatan

4. Yoghurt

Memberi anak Anda yoghurt tanpa pemanis untuk sarapan atau sebagai camilan yang kaya protein salah satu cara yang bagus untuk membantu menjaga kesehatan otak anak. Yodium, nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan fungsi kognitif, ditemukan dalam produk susu seperti yoghurt. Susu dan yoghurt, keduanya lebih tinggi protein dan karbohidrat, yang merupakan sumber energi pilihan otak.

5. Salmon

Ikan berlemak, seperti salmon, kaya akan asam lemak omega-3 DHA dan EPA, yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan fungsi otak. Kenyataannya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak asam lemak ini memiliki pikiran yang lebih tajam dan kinerja yang lebih baik dalam tes keterampilan mental. Tuna juga merupakan sumber protein tanpa lemak yang baik, tetapi karena sangat ramping, maka tidak kaya omega-3 seperti salmon kalengan.

6. Oatmeal

Oatmeal adalah sereal yang umum untuk anak-anak dan biji-bijian bergizi tinggi untuk otak. Oatmeal memberikan energi atau bahan bakar otak yang sangat baik untuk anak-anak di pagi hari. Oat dan biji-bijian mengandung serat yang tinggi dan membantu anak-anak merasa kenyang dan berenergi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Oatmeal juga tinggi vitamin E, vitamin B, potasium, dan seng, yang semuanya membantu tubuh dan otak berfungsi dengan baik.

NATHASYA ESTRELLA | PINK VILLA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."