Terlanjur Pakai Kosmetik dan Skincare Abal? Begini Cara Sehatkan Kulit Kembali

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Kinanti Munggareni

google-image
Wanita menggunakan masker wajah kecantikan. Freepik.com/Diana.Grytsku

Wanita menggunakan masker wajah kecantikan. Freepik.com/Diana.Grytsku

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Memilih kosmetik dan produk skincare harus dilakukan dengan hati-hati. Sayangnya, banyak orang ingin memiliki kulit sehat tapi caranya kadang salah. Jalan pintas dengan hasil instan pun dipilih, belum lagi jika harganya terlalu murah, tidak berizin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan tidak berlabel halal. Kulitpun menjadi rusak.

"Krim abal-abal itu dalam asumsi saya mengandung logam berat, merkuri. Mudah-mudahan belum muncul efek serius. Jika kita tahu mengandung merkuri, harus segera dihentikan," kata dr. Fatimah Zahra, M.Biomed AAM dalam siaran resmi Sheima, ditulis Rabu.

Dokter Fatimah menambahkan, semakin lama dipakai produk mengandung merkuri akan semakin menumpuk di jaringan kulit dan perlu waktu lama hingga tahunan untuk menghilangkannya.

Meski demikian, ada solusi yang diberikannya. Yang pertama adalah mengonsumsi antioksidan yang tinggi.

"Supaya logam berat tidak berefek lama karena mengendap di ginjal, juga harus disertai minum air putih yang banyak. Jangan lupa diet sehat, konsumsi makanan dengan banyak serat, dan menjalani gaya hidup yang sehat," katanya.

Dia juga menyarankan untuk memilih produk kecantikan yang sudah berizin BPOM, berlabel halal, dan konsultasi ke dokter kulit atau dokter kecantikan.

Dalam memilih kosmetik, dia menyarankan untuk mencari produk yang menyehatkan kulit, bukan sekadar menawarkan kulit putih dan bersinar.

"Kalau diartikan putih tetapi tidak sesuai dengan warna kulit di bagian tubuh lainnya kan jadi lucu. Wajah itu ada rona-ronanya, ada rumusnya seperti yang ada di Fitzpatrick. Nggak mungkin kan wajahnya putih mengilap sementara leher dan tangannya hitam, itu nggak bagus," katanya.

Dari referensi yang pernah dibacanya, memang banyak perempuan Indonesia ingin memiliki kulit yang putih. "Mereka sebenarnya korban iklan. Di Indonesia kulit putih digadang-gadang lebih cantik, padahal jelas kulit Indonesia, dan Asia Tenggara berbeda-beda. Ada suku tertentu yang berkulit putih, tapi tidak semua. Kita berkulit gradasi, putih sampai sawo matang."

Bombardir iklan yang mengeneralisir bahwa cantik itu jika kulitnya putih juga dikritisinya. "Sebaiknya produsen kosmetik juga harus bijaksana. Jangan beriklan dan membentuk mindset bahwa kulit putih itu cantik, tetap lebih kepada kulit sehat."

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."