Ini Alasan Pentingnya Memakai Pelembap usai Cuci Tangan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita mengoleskan krim pada tangan. Unsplash.com/Rawpixel

Ilustrasi wanita mengoleskan krim pada tangan. Unsplash.com/Rawpixel

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Aktivitas cuci tangan kian ditingkatkan sebagai gaya hidup di masa pandemi. Mencuci tangan, tentu saja, membunuh semua kuman, tetapi juga cenderung membuat kulit menjadi sangat kering dan kurang lembap karena pencucian yang berlebihan. Maka dari itu, memakai pelembap tak boleh dilewatkan.

Selain menjaga kebersihan tangan, Anda juga harus mempertimbangkan kesehatan kulit Anda secara keseluruhan, termasuk kelembapannya. Oleh karena itu, penting membiasakan memakai pelembap usai mencuci tangan.

Melembapkan tangan Anda sama pentingnya dengan cuci tangan karena pelembap membantu mengembalikan keseimbangan kelembapan kulit dan menjaganya tetap kenyal serta terhidrasi.

Apa pun kondisi cuaca tempat Anda tinggal, Anda harus menjaga tangan tetap lembap untuk menghindari kulit berjerawat, ruam, gatal, dan kekeringan.

Bahan kimia yang digunakan dalam sabun tidak hanya membunuh kuman, tetapi juga bisa membuat tangan Anda kering jika sering digunakan. Alkohol dan paraben mungkin termasuk dalam bahan yang digunakan dalam cairan pencuci tangan yang Anda gunakan, yang dapat mengiritasi kulit Anda.

Saat Anda mencuci bagian kulit mana pun, pori-pori akan terbuka dan ada kemungkinan kotoran menumpuk lagi, oleh karena itu penting melembapkan dan mengunci pori-pori ini dengan semua nutrisi yang dibutuhkan kulit.

Penting juga bagi Anda untuk memilih krim pelembap yang tepat untuk kulit Anda, sebaiknya tanpa atau minimal bahan kimia dan sifat pembersih. Pastikan kulit tangan Anda tetap terhidrasi dan lembap usai cuci tangan.

Baca juga:

Tips Pilih Pelembap untuk Kulit Berminyak Menurut Dokter

PINK VILLA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."