8 Tips Pernikahan Pengantin Baru, Pakar Sebut Penting Tetap Jadi Diri Sendiri

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Kinanti Munggareni

google-image
Bulan-bulan pertama pernikahan memang manis. Isilah hari-hari dengan belajar memahami satu sama lain. Foto: Canva

Bulan-bulan pertama pernikahan memang manis. Isilah hari-hari dengan belajar memahami satu sama lain. Foto: Canva

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menikah di masa pandemi tentu punya ceritanya sendiri. Namun kapanpun kamu memutuskan untuk menikah kesiapan hati adalah penting. Pasangan pengantin baru juga harus memahami bahwa pernikahan dibangun oleh dua insan. Untuk itu baik istri maupun suami harus bersama-sama membangun fondasi kokoh dalam rumah tangga.

Konselor pernikahan Terry Eagan, dikutip dari Brides menyebutkan ada sejumlah cara agar para pengantin baru bisa memiliki hubungan pernikahan yang sehat. Berikut 8 tips untuk kamu yang baru menikah. 

1. Berbincang dengan pasangan

Membicarakan segala sesuatu, mulai dari hal-hal sederhana hingga tema yang rumit, penting dalam menjaga kelanggengan pernikahan. Dengan mengobrol kamu bisa saling mengenal satu sama lain. Saling mengutarakan pikiran juga membuat kalian bisa menyelesaikan dengan baik segala permasalahan yang mungkin terjadi di masa mendatang. 

2. Jangan terjebak pada rutinitas

Isilah hari-hari dengan aktivitas menyenangkan bersama pasangan. Meski telah hidup serumah, tetaplah berkencan dan makan malam romantis bersama. Jangan terjebak dengan rutinitas pekerjaan dan tidak memperhatikan pasanganmu. Bagaimanapun, pernikahan membutuhkan keseimbangan di antara dua insan. 

3. Tak perlu buru-buru punya anak

Mungkin ini adalah saran yang tak biasa ditemukan di Indonesia. Namun jika memungkinkan, tundalah sebentar keinginan kalian untuk memiliki anak. Menunda kehamilan bisa memberi kalian waktu untuk membangun fondasi keluarga. Pilar-pilar perkawinan yang kokoh akan menopang kuat segala tanggungan. Pereratlah hubungan kalian agar mampu menghadapi masalah-masalah. Waktu berdua di masa awal pernikahan akan membantu kalian untuk menemukan ritme kehidupan bersama sebagai suami istri.

4. Atur keuangan dengan baik dan siapkan tabungan

Hindari berutang. Masalah keuangan akan menciptakan stres yang tak perlu dalam pernikahan. Faktanya ini juga menjadi penyebab utama pertengkaran di antara suami dan istana. Jangan pernah membelanjakan sesuatu yang lebih dari budget. Yang terpenting, siapkan tabungan untuk hal-hal mendesak.

5. Selalu tampil menarik

Bukan berarti kamu harus selalu full make-up, tapi pastikan kalian berdua menjaga kebersihan. Sesekali berpakaianlah yang menarik. Ketika kamu mulai tak memperhatikan penampilan, sebenarnya kamu menunjukkan ketidakpedulian kepada pasangan. Pasangan yang telah menikah harus saling tetap mempertahankan daya tarik satu sama lain.

6. Tetaplah menjadi diri sendiri

Menikah memang membawa perubahan dalam hidupmu. Namun, pernikahan tak lantas harus mengubah dirimu seutuhnya. Kamu tak perlu meninggalkan semua orang dalam hidupmu sebelum pernikahan. Tetaplah bertemu dengan teman-teman dan keluargamu. Percayalah, kamu tetap membutuhkan saluran sosial lain selain dari pasangan.

7. Have Good Sex

Tak bisa dipungkiri hubungan intim adalah hal yang vital dalam pernikahan. Pastikan kamu bisa memuaskan satu sama lain dalam hubungan romantis ini. Jika ada problem dalam kesehatan yang mungkin berdampak pada performa, konsultasikan dengan dokter dan berdiskusilah dengan pasangan soal hal ini. 

8. Bersiaplah untuk momen lain pasca-bulan madu

Depresi pasca-nikah adalah nyata. Terry Eagen menyebut ini mengacu pada suasana kesedihan yang mungkin dialami pengantin baru dalam masa tiga hingga enam bulan pertama pernikahan. Kekecewaan setelah kegembiraan pesta dan bulan madu berakhir mungkin akan hadir. Namun ingatlah selalu bahwa ini hanyalah awal dari kehidupan bersama.

Baca juga: Selain Bercinta, Simak 4 Jenis Keintiman yang Bisa Kamu Lakukan Bersama Pasangan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."