Waspada Happy Hypoxia pada Pasien Covid-19, Oksigen Drop tapi Tak Sesak Napas

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
ilustrasi sesak napas. shutterstock.com

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pasien Covid-19 mesti mewaspadai kondisi happy hypoxia yang kerap tak disadari. Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan mengatakan happy hypoxia adalah kondisi menurunnya kadar oksigen dalam darah, tanpa pasien merasa sesak napas.

"Kalau terjadi happy hypoxia, lama-kelamaan kesadaran pasien akan menurun dan bisa fatal akibatnya," kata Erlina Burhan dalam diskusi beberapa waktu lalu. Happy hypoxia, dia menjelaskan, merupakan kondisi kurangnya oksigen dalam darah.

Normalnya, orang akan mengalami sesak napas ketika kekurangan oksigen. Namun, rasa sesak itu tidak dialami beberapa pasien Covid-19 lantaran sudah terjadi kerusakan saraf yang mengantarkan sensor ke otak. "Akibatnya, otak tidak bisa mengenali kekurangan oksigen dalam darah ini," ujarnya.

Happy Hypoxia

Gejala happy hypoxia, kata Erlina Burhan, akan muncul jika pasien Covid-19 memiliki gejala berupa batuk terus-menerus, demam, dan lemas. Jika warna bibir atau ujung jari sudah membiru, itu pertanda saturasi oksigen sudah menurun. "Segera bawa ke rumah sakit," ucapnya.

Jika pasien Covid-19 mengalami batuk dan lemas berkepanjangan, jangan tunggu ujung jarinya membiru. "Segera cek dengan pulse oksimetri. Kalau tidak punya, langsung ke rumah sakit," kata Erlina Burhan.

Satu-satunya obat untuk mengobati gejala happy hypoxia hanya dengan menyalurkan oksigen. Begitu kadar oksigen dalam darah sangat rendah atau berada di kisaran 60 - 70 persen, pasien Covid-19 akan menggunakan ventilator.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."