Hari Batik Nasional, Lihatlah 900 Motif Batik Virtual di Google Arts and Culture

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi kain batik. Shutterstock

Ilustrasi kain batik. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hari Batik Nasional diperingati setiap 2 Oktober. Hari ini mengingatkan kita akan kekayaan budaya Indonesia berupa batik yang harus dilestarikan. Bagi kamu yang ingin tahu seperti apa motif batik yang ada di Indonesia dapat melihat dan menikmati keindahannya lewat Google Arts and Culture.

Halaman Batik di Google Arts & Culture berisi lebih dari 1.100 tekstil Indonesia dalam resolusi ultra-tinggi. Koleksinya meliputi 900 batik -termask 45 pola batik baru dan 200 tradisi tekstil Indonesia lainnya, seperti ikat, ulos, dan songket, serta 23 cerita digital.

Direktur Cultural Institute and Art Project Google, Amit Sood mengatakan mengenal motif batik merupakan salah satu cara merayakan Hari Batik Nasional, kain kebanggaan Indonesia. "Kami ingin menunjukkan rasa hormat kepada keterampilan seni, kreativitas, dan ketangguhan orang-orang Indonesia, khususnya para seniman yang melestarikan kerajinan ini," kata Amit Sood dalam diskusi virtual pada Kamis, 1 Oktober 2020.

Halaman Batik di Google Arts & Culture. Foto: Google

Batik Indonesia diakui dunia sebagai kekayaan budaya sejak sebelas tahun lalu. Banyak kemajuan yang dicapai dalam meningkatkan kesadaran publik dan mempromosikan nilai non-material dalam batik. Batik telah menjadi pengetahuan tradisional, sekaligus kerajinan selama berabad-abad. Indonesia mulai dikenal dengan batik sejak abad ke-4 atau ke-5, dan ada yang bilang bahwa pola dan teknik pembuatan batik yang ada di Indonesia sama banyaknya dengan jumlah pulau di nusantara.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan batik bukan sekadar seni atau kerajinan, tapi juga bagian dari identitas bangsa Indonesia. "Inisiatif ini membuat batik kian mudah dipelajari lebih banyak orang dan mendukung industrinya untuk berkembang," kata Hilmar Farid.

Sejak 2011 Google Arts & Culture menyediakan akses ke koleksi seni dari setidaknya 2.000 museum. Inisiatif ini menghadirkan cara baru untuk menjelajahi seni, sejarah, dan keajaiban dunia. Teknologi ini juga terus dikembangkan untuk membantu melestarikan dan menyampaikan kekayaan budaya kepada masyarakat, sekaligus memungkinkan kurator untuk membuat pameran secara online maupun offline. Google Arts & Culture dapat diakses melalui situs g.co/indonesiantextiles atau Aplikasi Google Arts & Culture.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."