Waspada, Peneliti Ungkap Anak yang Terinfeksi Covid-19 Bisa Tak Bergejala

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi anak sakit flu/pilek. Shutterstock.com

Ilustrasi anak sakit flu/pilek. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menurut Profesor Tim Spector di Inggris yang mengembangkan aplikasi pelacak gejala Covid-19, anak-anak yang pilek justru tidak memiliki virus dan tidak boleh dites.

Ia juga mengungkap bahwa anak-anak di bawah usia 18 tahun dengan batuk atau hidung tersumbat hampir pasti menderita flu biasa, bukan terpapar Covid-19.

Dalam upaya melepaskan beberapa tekanan pada sistem pengujian, Spector mengatakan orang tua harus menyadari gejala yang secara khusus dikaitkan dengan anak-anak sebelum mengeluarkan mereka dari sekolah dan melakukan pengetesan corona.

“Anak-anak tampaknya tidak kehilangan indera penciuman dan mereka juga tampaknya tidak sering mengalami batuk dan sesak napas. Jadi ini adalah gambaran yang berbeda dengan kelompok usia lain. Mungkin karena sistem kekebalan berperilaku berbeda,” katanya kepada The Telegraph.

Kendati demikian, ia menyebut dalam beberapa minggu ke depan, ketika seluruh sistem layanan kesehatan di Inggris sudah mulai reda, saran untuk mengecek ke fasilitas kesehatan bagi anak yang mengalami batuk dan pilek adalah hal bagus.

Apa yang diungkapkan oleh Spector cukup bertentangan dengan apa yang saat ini dinasihatkan oleh pemerintah setempat dan lembaga kesehatan global. Di situs web NSD, dinyatakan jika seseorang memiliki gejala utama virus maka ia perlu mendapat tes sesegera mungkin.

Adapun, aplikasi pelacak gejala menyatakan bahwa sebagian besar anak yang dites positif Covid-19 menderita kelelahan dan sakit kepala. Sekitar setengahnya mengalami demam dan lebih dari sepertiganya mengalami sakit tenggorokan atau kehilangan nafsu makan.

Laporan juga menyebut satu dari enam anak terbukti memiliki ruam kulit yang tidak biasa. Sementara sepertiga tidak memiliki salah satu dari 20 gejala potensial yang tercantum di aplikasi, menunjukkan bahwa gejala mereka adalah asimptomatik.

Bagaimanapun, anak-anak telah terbukti terinfeksi oleh virus corona baru. Mereka juga bisa menularkan virus kepada orang lain. Akan tetapi, lebih sedikit anak yang menderita Covid-19 dibandingkan dengan orang dewasa.

Center for Diseases Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa anak-anak, layaknya orang dewasa yang memiliki Covid-19 tetapi tidak menunjukkan gejala, masih dapat menyebarkan virus ke orang lain.

“Kebanyakan anak dengan Covid-19 memiliki gejala ringan atau tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun beberapa anak bisa sakit parah. Mereka mungkin memerlukan rawat inap, perawatan intensif, atau ventilator untuk membantu mereka bernapas,” catat CDC.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."