Dokter Ungkap Ciri Batuk yang Bisa Jadi Gejala Covid-19

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi batuk. health24.com

Ilustrasi batuk. health24.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Di tengah pandemi Covid-19, sejumlah orang kerap merasa khawatir jika ada seseorang batuk di dekatnya meski sama-sama memakai masker. Atau sebaliknya, beberapa di antara kita memilih menahan batuk saat di ruang publik karena tak ingin diduga terpapar Covid-19. Lantas seperti apa ciri batuk yang termasuk gejala virus corona baru atau Covid-19? Agar tak risau dan berprasangka, simak penjelasan ahli berikut.

Menurut Dokter Maja Husaric dan Vasso Apostolopoulos dari Universitas Victoria di Australia, batuk kering yang disebabkan Covid-19 tidak menghasilkan dahak.

"Batuk kering tidak membersihkan saluran udara Anda sehingga penderita sering menggambarkannya sebagai batuk yang tidak memuaskan," ujar mereka seperti dilansir Medical Daily.

Batuk kering yang persisten karena Covid-19 bisa membuat penderitanya sesak napas karena jaringan paru-paru teriritasi.

Namun, batuk bisa mulai menjadi basah dalam beberapa kondisi. Sebagai contoh, orang-orang dengan pneumonia sering menunjukkan batuk kering tetapi ketika infeksi berkembang, kantung udara paru-paru dapat terisi oleh sekresi peradangan, menyebabkan batuknya menjadi basah.

Batuk basah melibatkan dahak yang bergerak dari paru-paru dan menurunkan saluran udara ke mulut. Kehadiran cairan di saluran udara menyebabkan suara 'basah' saat batuk. Dalam beberapa kasus, orang juga mengeluarkan bunyi mengi saat bernapas.

Baca juga: 3 Pertolongan Pertama Anak Batuk Pilek saat #dirumahaja

Jika Anda ingin memeriksakan diri ke dokter, biasanya dokter akan bertanya, "Berapa lama batuk berlangsung?", "Kapan batuknya paling parah? Malam, pagi, sepanjang hari?", "Bagaimana suara batuknya?".

Lalu, "Apakah batuk menimbulkan gejala, seperti muntah, pusing, atau sulit tidur?" dan "Seberapa buruk batuk Anda? Apakah itu mengganggu kegiatan sehari-hari?".

"Batuk kadang terjadi selama berminggu-minggu, menghasilkan lendir berdarah, menyebabkan perubahan warna dahak atau disertai dengan demam, pusing atau kelelahan mungkin merupakan tanda Anda perlu ke dokter," jelas Husaric dan Apostolopoulos dalam sebuah artikel yang diunggah dalam the Conversation.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."