Kurang Tidur Bisa Bikin Orang Lebih Emosional dan Stres, Menurut Penelitian

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi tidur. Unsplash.com/Kinga Cichewicz

Ilustrasi tidur. Unsplash.com/Kinga Cichewicz

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jangan biarkan jika Anda kerap kurang tidur di malam hari. Sebab hal itu bisa berdampak buruk pada kesehatan maupun mental. Selain jadi kurang berstamina dan fokus menurun, kurang tidur bisa membuat orang lebih emosi.

Hal itu terungkap dalam suatu penelitian dari Universitas British Columbia (UBC) di Kanada. Peneliti yang dipimpin psikolog Nancy Sin mengungkapkan, durasi tidur memengaruhi reaksi individu terhadap kejadian baik dan buruk dalam hidupnya.

"Ketika orang mengalami sesuatu yang positif, seperti mendapatkan pelukan atau menghabiskan waktu di alam, mereka biasanya merasa lebih bahagia hari itu," tutur Sin dari departemen psikologi UBC, seperti dilansir Medical Xpress, Rabu, 16 September 2020.

"Tapi kami menemukan, ketika seseorang tidur kurang dari jumlah waktu biasanya, mereka tidak mendapat banyak dorongan emosi positif dari peristiwa baik yang mereka alami," imbuh dia.

Ketika orang tidur lebih sedikit dari biasanya, mereka merespons peristiwa stres dengan kehilangan emosi positif dan ini berdampak pada kesehatannya.

Dalam sebuah studi, Sin menganalisis durasi tidur dan emosi seseorang. Ia menggunakan data harian sampel nasional Amerika Serikat yang melibatkan hampir 2.000 orang.

Para peserta dalam studi itu melaporkan pengalaman mereka dan jumlah tidur yang mereka dapatkan pada malam sebelumnya dalam wawancara telepon harian selama delapan hari.

"Pedoman yang direkomendasikan untuk tidur malam yang nyenyak setidaknya tujuh jam, namun satu dari tiga orang dewasa tidak memenuhi standar ini," ujar Sin.

Banyak penelitian menunjukkan kurang tidur bisa meningkatkan risiko gangguan mental, kondisi kesehatan kronis, dan kematian dini.

Penelitian ini, menurut Sin menambahkan bukti, yakni bahkan sedikit perubahan durasi tidur malam dapat berdampak pada bagaimana orang menanggapi peristiwa dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Selain itu, orang dengan kondisi kesehatan kronis seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker lebih reaktif ketika menghadapi situasi stres, kemungkinan karena keausan sistem stres fisiologis.

"Bagi mereka dengan kondisi kesehatan kronis, kami menemukan, tidur yang lebih lama dibandingkan dengan durasi tidur biasanya menghasilkan respons yang lebih baik terhadap pengalaman positif keesokan harinya," ungkap Sin.

MILA NOVITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."