Syahrini Cerita Menahan Bau Gara-gara Gaunnya Berubah Warna

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Syahrini. Foto: Instagram Danny Satriadi

Syahrini. Foto: Instagram Danny Satriadi

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penyanyi Syahrini menceritakan pengalaman lucu sebelum tampil bernyanyi di atas panggung untuk siaran langsung di salah satu stasiun televisi. Saat itu semua persiapannya untuk tampil sudah beres. Urusan busana, makeup, sepatu, aksesoris, lagu, musik, rampung.

Hanya saja, yang punya acara ingin Syahrini mengganti warna busananya dari pink menjadi oranye. "Mendadak klien minta harus ganti busana dengan warna oranye," tulis Syahrini di akun Instagram, Minggu 13 September 2020. Padahal awalnya busana yang akan dia kenakan itu berwarna pink, sudah jadi, tinggal dipakai, dan siap tampil.

Lantas bagaimana cara mengganti warna busana dalam sekejap?

Syahrini. Foto: Instagram DannySatriadi

Syahrini mengatakan perancang busana Danny Satriadi kemudian memutuskan untuk mengecat gaun tersebut dengan cat semprot. "Dengan durasi yang sangat singkat di acara live tv show, diubahlah gaun itu dengan cat semprot dan seketika menjadi warna oranye," tulis istri Reino Barack, ini.

Perubahan warna pada gaun itu ternyata membuat Syahrini tidak nyaman. Dia terpaksa menahan bau cat semprot selama memakai gaun tersebut. "Walau terasa aneh dan tak nyaman di badan dengan bau cat semprot yang sangat menyengat, semua itu tak masalah demi penampilan yang paripurna dan memuaskan hati klien serta pemirsa," tulis Syahrini.

Gaun Syahrini yang disemprot agar warnanya berubah dari pink menjadi oranye. Foto: Instagram Danny Satriadi

Syahrini melanjutkan, cerita ini dia sampaikan supaya masyarakat tahu bagaimana kisah di balik sebuah tampilan yang indah di layar kaca. "Di belakang panggung ada tim yang profesional membuat seseluruhan penampilan menjadi tampak sempurna," tulisnya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."